Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) meluncurkan salah satu proyek strategisnya, yaitu Learning Management System (LMS). LMS bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dan skill Sumber Daya Manusia (SDM) khususnya dalam penjaminan dan resolusi bank.
Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa dalam sambutannya menyatakan, bahwa momentum pembelajaran ini perlu dijaga dan dimanfaatkan sebaik mungkin oleh seluruh insan LPS.
"Apresiasi saya kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi sejak awal sampai dengan ini diresmikan, ke depan agar semua insan LPS dapat memanfaatkan potensi yang ada, dan LPS bisa menjadi yang terdepan di sektor finansial dengan SDM nya yang mumpuni,” ujarnya di Jakarta, Rabu (9/6/2021).
Baca Juga: Bos LPS: Kami Kelola Aset dan Investasi LPS sesuai Undang-Undang
Baca Juga: LPS Gandeng MAPPI Susun Standar Penilaian Indonesia
Baca Juga: Pulihkan Ekonomi, LPS Pangkas Tingkat Bunga Penjaminan 25 BPS
Menurutnya LMS merupakan respon yang agile dari LPS menjawab tantangan perubahan. “Covid19, dan perkembangan teknologi informasi yang pesat mengharuskan LPS untuk terus berinovasi. LMS adalah salah satu inovasi untuk membuat SDM di LPS tetap terlatih dan unggul di sektor finansial,” katanya.
LMS adalah platform pembelajaran online dengan skema web-based dan mobile-based yang tersedia di aplikasi IOS dan Playstore.
Di dalamnya tersedia berbagai konten mengenai pelatihan blended learning LPS, gamification, video pembelajaran, fitur perpustakaan dan fitur kelas online dan video conference melalui platform Bluejeans yang makin menambah variasi platform meeting/belajar daring.
Kemudian tersedia juga fitur Forum dan chat untuk memfasilitasi para pegawai untuk berdiskusi kapan dan dimana saja termasuk dengan para subject matter expert, serta fitur Blog untuk mengakomodir para pegawai yang mempunyai minat di bidang penulisan, yang nantinya hasil karyanya dapat dibaca oleh seluruh insan LPS.
Proyek strategis ini berawal dari masa pandemi COVID-19 yang telah mengubah skema pelatihan pegawai LPS dari sebelumnya full offline lalu sebagian menjadi online. Hal tersebut mendorong semua insan LPS untuk berkreasi dalam proses bisnis di masing-masing unit kerja.
Secara bertahap evaluasi yang dilakukan pada akhir 2020, semua insan LPS bisa dan mampu mengikuti skema pelatihan secara online tanpa mengubah tujuan dan makna dari suatu pelatihan. Hasil evaluasi dan nilai pelatihan meskipun dilaksanakan secara online, menunjukkan perkembangan yang baik.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman
Tag Terkait: