Suami Anisa Pohan ini terus mengikuti setiap perkembangan isu pilpres. Ia juga mendengarkan apa yang diinginkan masyarakat. Yang paling banyak ditangkapnya dari keinginan rakyat di Pilpres 2024, kandidat yang bertarung lebih variatif dan lebih segar.
"Mereka ingin ada alternatif. Ingin ada yang baru. Bukan yang itu-itu saja. Rakyat gak mau lu lagi lu lagi," katanya, sambil tertawa.
Baca Juga: Satu Tahun Jadi Juru Bicara: Ini Bukan tentang Angka
Dia yakin, dengan banyak pilihan calon pemimpin, Pilpres 2014 akan semakin semarak dan berkualitas. Tak akan ada keterbelahan yang tinggi.
Hanya saja, kata AHY, dengan aturan pemilu saat ini, peluang itu masih sulit terwujud. Pilpres, misalnya masih menggunakan tiket 2019. Belum lagi ambang batas pencalonan presidential treshold 20 persen. Dengan aturan ini, otomatis yang berpeluang maju adalah partai besar. Apalagi kalau capresnya memborong partai.
Bagaimana Demokrat? Kata dia, Demokrat tentu tahu diri. Dengan modal suara nasional 7,7 persen dan perolehan kursi DPR sebesar 9,7 persen, partainya tak punya banyak pilihan. Untuk mengusung capres, Demokrat harus berkoalisi. Jika berkoalisi dengan hanya dua partai, Demokrat hanya bisa dengan PDIP, Gerindra, dan Golkar. Dengan yang lain, minimal harus tiga partai. Tentu daya tawar politiknya lebih sulit lagi. “Tapi, inilah tantangannya. Itulah seninya dalam politik,” ujarnya.
Lalu, bagaimana soal capres? Ia menyatakan, sudah menemui para ketua umum parpol dan banyak gubernur. Dalam pertemuan itu, ada yang terbuka dan diliput media, ada juga yang tertutup. Secara umum, AHY bilang, pertemuan dengan para gubernur itu berlangsung hangat dan cair. Tapi semuanya masih dalam tahap pendekatan. Masih sama-sama membangun chemistry, melihat visi dan misi. Melihat kelebihan dan kekurangan masing-masing. Meski begitu, kata dia, peluang masih sangat terbuka dengan semua pihak.
Lalu mau dikawinkan dengan siapa? Soal pilpres, idealnya, kata dia, seperti orang mau kawin. Dilandasi suka sama suka. Namun, dalam politik kadang tidak seperti itu. Jarang pasangan karena suka sama suka. Apalagi dengan sistem multi partai.
"Kadang, akhirnya dipaksa kawin. Jadi sangat kompleks," ungkapnya.
Dari tokoh yang sudah ditemui, siapa yang paling dapat chemistry-nya? AHY bilang masih terlalu prematur bicara saat ini. Orang yang ditemuinya adalah orang-orang hebat dan pintar, punya pengalaman dan peluang. Jodoh kadang datangnya tidak disangka-sangka.
"Mungkin bukan cinta pada pandangan pertama. Jangan-jangan ada satu momentum yang membuat kita klik atau nyambung. Kita menunggu momentum itu," katanya.
Baca Juga: Ahli Virologi dan Molekuler Biologi: Semua Vaksin Covid-19 Aman dan Sudah Diuji
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti