Awas, Pawai Zionis Sayap Kanan di Yerusalem Bakal Kacaukan Kondisi yang Lagi Tentram
Kelompok sayap kanan Israel menggelar pawai bendera di Yerusalem Timur pada Selasa (15/6/2021). Pawai ini berisiko memicu ketegangan dengan warga Palestina dan mengobarkan kembali kekerasan antara pasukan Israel dan kelompok militan Gaza.
"Kami memperingatkan dampak berbahaya yang mungkin timbul dari kekuatan pendudukan yang mengizinkan pemukim ekstremis Israel, untuk melaksanakan Pawai Bendera di Yerusalem yang diduduki," kata Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh.
Baca Juga: Hamas Jadi Ancaman Berbahaya Jika Pawai Kontroversial Orang-orang Yahudi Terlaksana karena...
Sebelumnya polisi Israel tidak memberikan izin kepada kelompok sayap kanan untuk menggelar Pawai Bendera. Hal ini menimbulkan potensi munculnya kembali ketegangan antara kelompok Hamas di Gaza dan pasukan Israel. Kedua pihak saat ini sedang dalam gencatan senjata setelah bertempur selama 11 hari pada 10 Mei lalu.
Sedikitnya 260 warga Palestina tewas dan ribuan terluka dalam serangan udara Israel yang berlangsung selama 11 hari di Jalur Gaza pada 10 Mei.
Sebanyak 66 anak-anak dan 39 wanita termasuk di antara mereka yang meninggal dunia dalam serangan itu. Di sisi lain, 13 warga Israel juga tewas oleh tembakan roket Palestina dari Jalur Gaza. Pertempuran itu menjadi yang paling sengit dalam beberapa tahun terakhir.
Namun belakangan, otoritas Israel mengizinkan Pawai Bendera dengan syarat rute pawai harus diubah. Pawai Bendera juga mendapatkan kecaman dari kelompok Hamas yang memperingatkan jika pawai berlangsung, maka akan ada permusuhan baru.
Wakil Pemimpin Hamas di Gaza Khalil Al-Hayya memperingatkan bahwa, jika pawai bendera tetap dilakukan maka pertempuran baru akan dimulai. Pada saat yang sama, sayap militer Hamas menyatakan agar pawai bendera tidak melukai Al-Aqsa.
Kelompok sayap kanan Israel menuduh pemerintah menyerah pada Hamas dengan mengubah rute pawai. Media Israel melaporkan bahwa, polisi mengizinkan peserta pawai untuk berkumpul di luar Gerbang Damaskus Kota Tua. Tetapi mereka dilarang melewati Muslim Quarter, yang mayoritas dihuni oleh warga Palestina.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: