Mantan Karyawan Elon Musk Blak-Blakan Buka 'Borok' Tesla, Karyawan Dipaksa Kerja 12 Jam!
Mantan karyawan Tesla, Richard Ortiz, membuka secara gamblang 'sisi buruk' dari Tesla. Perusahaan yang dimiliki Elon Musk ini ternyata membudayakan cara kerja yang brutal dan praktik manajemen yang eksploitatif.
Karena itulah, dilansir dari More Perfect Union di Jakarta, Jumat (18/6/21) Ortiz membentuk serikat pekerja. Setelah itu, Ortiz pun dipecat secara ilegal pada Oktober 2017.
Dewan Hubungan Perburuhan Nasional memerintahkan Tesla untuk mengembalikan Ortiz dan mengembalikan gajinya, tetapi perusahaan terus menolak untuk mematuhi perintah dan menyesatkan publik tentang kondisi tersebut.
Baca Juga: Hartanya Rp2.241 Triliun, Elon Musk Gak Punya Rumah Sama Sekali! Kok Bisa?
Ortiz telah lama bekerja di pabrik yakni selama 30 tahun dengan berpindah-pindah di berbagai macam pabrik, mulai dari General Motors dan New United Motor Manufacturing (NUMMI) Toyota.
“Ketika saya masuk ke sana, saya menyukainya,” kata Ortiz kepada More Perfect Union saat pertama kali bekerja di Tesla. “Itu berbeda. Itu adalah bangunan yang biasa saya kunjungi, tetapi bersih.”
Namun, tak butuh waktu lama bagi Ortiz untuk melihat lebih banyak perbedaan negatif antara bekerja untuk Tesla dan pekerjaan sebelumnya. Yang pertama adalah soal gaji.
“Ketika saya melakukan pekerjaan yang sama [sebelumnya], kami menghasilkan lebih banyak uang antara USD30 dan USD35 per jam. Dan Tesla, kami mendapat USD20 per jam,” jelas Ortiz.
“Saya bisa mulai merencanakan pensiun saya pada minggu pertama. Dengan Tesla, tidak begitu banyak. Anda tidak tahu apakah akan ada di sana minggu depan, bulan depan.” lanjutnya lagi.
Ortiz mengungkap bahwa Tesla sering mengubah manajemen dan kriteria ataupun standar memajukan perusahaan.
Selain gaji yang lebih buruk, Ortiz mengamati kondisi kerja yang mengerikan di Tesla. Karyawan diharapkan bekerja dua belas jam sehari, enam hari seminggu, tanpa fleksibilitas.
“Saya pernah melihat orang-orang yang sangat takut ketinggalan sampai muntah-muntah di ember karena sakit,” kata Ortiz.
Ortiz bukan satu-satunya yang memperhatikan eksploitasi pekerja Tesla. Sebuah laporan tahun 2017 menemukan bahwa tingkat cedera di pabrik perusahaan sebesar 31 persen lebih tinggi dari standar industri. Tingkat cedera serius di pabrik Fremont Tesla hampir dua kali lipat standar industri untuk tahun 2015.
Pengabaian Tesla terhadap kesejahteraan pekerja semakin memuncak. Namun, pertumbuhan yang agresif dari CEO Tesla Elon Musk membuat karyawannya kurang diperhatikan.
United Auto Workers telah mengajukan banding atas pemecatan ilegal Ortiz ke Dewan Hubungan Perburuhan Nasional. Dengan tuduhan pembalasan yang tidak sah atas aktivitas serikat pekerja.
Pada bulan Maret tahun ini, Dewan memutuskan untuk mendukung Ortiz, dan memerintahkan Tesla untuk mengembalikan Ortiz, memberinya gaji selama periode sejak dia dipecat, dan memasang pemberitahuan di pabrik terkait komitmen untuk tidak melanggar undang-undang perburuhan di masa depan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: