Direktur Eksekutif Indo Barometer, M Qodari mengakui dirinya menggagas komunitas Jokpro (Jokowi-Prabowo) untuk Pemilu Presiden 2024.
Qodari beralasan, dibentuknya komunitas Jokpro ini adalah untuk menghindari polarisasi yang terjadi di tengah-tengah masyarakat. Selama dua kali pilpres, yakni 2014 dan 2019, polarisasi sangat kuat antara pendukung Jokowi dan pendukung Prabowo.
Baca Juga: Kelemahan Prabowo Subianto Terungkap ke Publik, Ini Buktinya...
Namun untuk 2024, dia melihat polarisasi itu akan muncul lagi. Bahkan jauh lebih kuat dibandingkan dua kali pemilu presiden sebelumnya.
“Penggagas pertama saya, karena saya melihat masalah polarisasi di tahun 2024 itu kecenderungannya akan semakin menguat, lebih kuat dibandingkan 2014 dan 2019,” kata Qodari melalui keterangan tertulisnya, Sabtu, 19 Juni 2021.
Qodari sebagai Penasihat Jokpro, melihat solusi untuk meminimalisir polarisasi adalah dengan cara menggabungkan Jokowi dan Prabowo pada Pemilu Presiden 2024. Menurut dia, keduanya adalah representasi terkuat masyarakat Indonesia.
“Sehingga, polarisasi itu tidak terjadi,” ujarnya.
Qodari menyebut adanya komunitas Jokpro ini mendapat respons positif dari salah satu simpatisan Joko Widodo (Jokowi), yang beranggotakan Baron Danardono. Kini, Baron didapuk menjadi Ketua Komunitas Jokpro 2024.
"Kemudian gagasan ini juga resonansi dengan kalangan muda aktivis muda, di antaranya Timothy Ivan alumnus Fakultas Hukum Unika Atmajaya Jogja, jaringan mahasiswa yang ngundang saya berbicara di kampus mereka dan hasil konsolidasinya terbentuk organisasi Jokpro 2024 ini," jelas dia.
Jokowi Tiga Periode, Bisa?
Dalam beberapa kesempatan, Jokowi selalu menekankan bahwa dia menjadi Presiden RI hanya dua kali, sesuai dengan konstitusi. Maka, ini adalah periode terakhirnya, 2019-2024.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Alfi Dinilhaq