Ahli Virologi: Mutasi Virus Tak Selamanya Ganas, Bisa Bermutasi Jadi Flu Biasa
Guru Besar Universitas Udayana, I Gusti Ngurah Kade Mahardika, menjelaskan mutasi virus Covid-19 varian Alfa saat ini mendominasi temuan di dunia sekitar 60-65 persen. Sementara itu, varian Delta mengalami kelonjakan temuan hingga 20 persen yang sebelumnya hanya 2-5 persen.
"Varian Delta ini menarik. Tadinya hanya 2-3 persen sampai 5 persen di dunia. Dalam dua minggu terakhir melonjak 20 persen atau lebih virus dunia digolongkan varian Delta," ujar Mahardia dalam dialog virtual, Selasa (22/6/2021).
Baca Juga: Pemerintah Gencarkan Upaya Penanganan Lonjakan Kasus COVID-19
Mahardika menjelaskan, virus Covid-19 memiliki sifat mudah berubah dalam waktu singkat. Dengan demikian, kemunculan variasi atau mutasi baru yang langsung mendominasi merupakan suatu hal yang wajar.
"Mutasi atau munculnya varian-varian yang dominan ini sangat logis. Semakin banyak orang terinfeksi maka semakin banyak ruang untuk bermutasi," tukasnya.
Akan tetapi, menurutnya, tidak semua mutasi meningkatkan keganasan virus. Ada kemungkinan mutasi virus justru membuat virus menjad tidak ganas.
Dia mencontohkan kejadian pandemi flu 100 tahun lalu. Saat itu, pandemi berhenti karena dua kemungkinan, virus bermutasi menjadi tidak ganas dan terbentuk herd immunity secara alami karena tidak ditemukannya vaksin.
"Sebagai ahli virologi saya berdoa virus itu bisa bermutasi menjadi virus yang kurang ganas sehingga virus ini menjadi tidak berbahaya lagi, sama seperti flu biasa," ungkapnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Alfi Dinilhaq