Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tak Disangka Tak Diduga, Reaksi Istana Soal Meme BEM UI, Jubir Jokowi Buka Suara...

Tak Disangka Tak Diduga, Reaksi Istana Soal Meme BEM UI, Jubir Jokowi Buka Suara... Kredit Foto: Instagram Fadjroel Rachman

Sementara itu, Juru Bicara Kepresidenan Fadjroel Rachman enggan merespons meme yang dibuat BEM UI tersebut, 

Ia menegaskan bahwa aktivitas mahasiswa sepenuhnya menjadi tanggung jawab pimpinan universitas tersebut.

“Segala aktivitas kemahasiswaan di Universitas Indonesia, termasuk BEM UI, menjadi tanggung jawab pimpinan Universitas Indonesia,” singkatnya.Diketahui sebelumnya, BEM UI menjadi sorotan lantaran mengunggah poster bertuliskan 'Jokowi: The King of Lip Service' di akun Twitter-nya.

Julukan itu diberikan kepada Jokowi karena sering mengobral janji manis yang kerap tidak direalisasikan.

"Jokowi kerap kali mengobral janji manisnya, tetapi realitanya sering kali juga tak selaras. Katanya begini, faktanya begitu. Mulai dari rindu didemo, revisi UU ITE, penguatan KPK, dan rentetan janji lainnya," tulis @BEMUI_Official, Sabtu (26/6).

"Berhenti membual, rakyat sudah mual!" tegas @BEMUI_Official. 

Terkait itu, pihak Rektorat UI memanggil Badan Eksekutif Mahasiswa terkait menyebut Presiden Jokowi The King Of Lip Service di media sosial Twitter.

Surat pemanggilan dilayangkan kepada kepada pengurus BEM UI, di antaranya Ketua, Wakil Ketua, Koordinator Bidang Sosial Politik, Kepala Kantor Komunikasi dan Informasi. Surat itu ditandatangani oleh Direktur Kemahasiswaan UI, Tito Latif Indra pada 27 Juni 2021.

“Sehubungan dengan beredarnya poster yang dikeluarkan oleh BEM UI melalui akun medsos official BEM UI yang menggunakan foto Presiden RI,” demikian bunyi surat bernomor 915/UN2.R1.KMHS/PDP.00.04.00/2021 itu.

Namun, menurut Dosen Ilmu Komunikasi UI, Ade Armando, pemanggilan tersebut bukan untuk memberik sanksi atau ancaman. Melainkan, hanya sekedar diminta keterangan.

“Para pembela BEM UI udah kepalang membangun narasi bahwa karena direktur kemahasiswaan memanggil BEM, itu berarti terjadi pembungkaman kebebasan akademik. Ternyata BEM diundang untuk ngobrol-ngobrol doang. Tidak ada ancaman sanksi dan perintah menghapus tweet. Monggo protes lagi,” tukasnya.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: