Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Akademisi Unpad: Kebencian atas Habib Rizieq Sangat Terlampiaskan. Nama Ahok Dibawa-bawa...

Akademisi Unpad: Kebencian atas Habib Rizieq Sangat Terlampiaskan. Nama Ahok Dibawa-bawa... Kredit Foto: GenPI
Warta Ekonomi -

Pakar hukum dan pemerintahan Asep Warlan blak-blakan mengatakan vonis hukuman yang dijatuhkan kepada eks Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab dinilai adanya unsur politik.

"Sebetulnya ialah dendam politiknya cukup kuat, ketika waktu itu Ahok kalah, masih mengental kaitan dengan itu," jelas Asep Warlan dikutip dari GenPI.co, belum lama ini.

Baca Juga: Mengejutkan! Ulama Pendukung Jokowi Bela Habib Rizieq

Dosen Universitas Padjajaran itu menuturkan vonis hukuman tersebut memiliki banyak aspek.

"Terutama kebencian terhadap Habib Rizieq itu sangat terlampiaskan, terpenuhi dengan hukuman yang sangat berat," ungkapnya.

Namun, hukuman yang dinilai tidak masuk akal dan tidak adil itu merupakan ancaman dari para penguasa. "Mereka simbol, kalau macam-macam akan jadi perhatian, akan jadi pelajaran, hati-hati dengan penguasa, kira-kira begitu, pesannya itu sangat kuat di situ," bebernya.

Tak hanya itu, vonis hukuman yang dijatuhkan kepada mantan Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab akan melemahkan dukungan terhadap calon presiden pada 2024.

"Ketika dia (Habib Rizieq, red) mendukung seseorang itu yang menjadi poin yang besar, misalnya dengan dukungan ke Anies Baswedan, itu sangat besar pengaruh itu," jelas Asep Warlan.

Dosen Universitas Padjadjaran itu menjelaskan, massa yang dimiliki oleh Habib Rizieq bisa memberikan dukungan seseorang untuk maju di kontestasi Pilpres 2024.

"Bukan habibnya yang di dorong menjadi RI 1 atau RI 2, tapi dia akan menjadi tim sukses, tim hukum yang bisa memberikan siapa pun juga dengan dukungan kuat dari umat Islam, itu yang dikhawatirkan," ungkapnya.

Itulah sebabnya, Asep Warlan menilai Habib Rizieq tidak akan menonjol pada 2024 untuk jadi calon presiden.

"Karena, dia lagi-lagi politiknya amar ma'ruf nahi mungkar, jadi tonjolan bukan aspek kekuasaan," pungkas Asep Warlan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Bagikan Artikel: