Corona Pelan-pelan Terkuak! Laporan Ini Ungkap Peran Virolog Top China dengan Ilmuwan Militer
Sebuah laporan yang terbit pada Selasa (29/6/2021) mengatakan seorang ahli virologi top China telah terikat dengan setidaknya dua ilmuwan militer China. Virolog itu bekerja sama dengan para ilmuwan yang terdaftar dalam penelitian virus corona di masa lalu.
Pada bulan Maret, Dr. Shi Zhengli, ahli virologi yang berbasis di Wuhan yang telah dituduh melakukan eksperimen berisiko dengan virus corona kelelawar, dengan tegas membantah tuduhan bahwa Institut Virologi Wuhan melakukan penelitian dengan militer, kata laporan NBC News.
Baca Juga: Menyibak Teori Kebocoran Lab Wuhan, Inilah Alasan Mengapa Bisa Terus Berkembang
Tetapi jaringan tersebut melaporkan bahwa mereka menemukan bukti yang menghubungkan Shi dengan ilmuwan militer. Dia berkolaborasi dengan Ton Yigang, seorang ilmuwan militer, dalam penelitian virus corona pada 2018 dan kemudian dengan Zhou Yusen, ilmuwan militer lainnya pada Desember 2019.
Zhou yang terdaftar sebagai almarhum dalam catatan kaki sebuah artikel yang diterbitkan pada 2020, kata laporan itu. Laporan itu mengatakan tidak dapat mengkonfirmasi penyebab kematiannya.
David Asher, mantan penasihat Departemen Luar Negeri yang ikut menulis lembar fakta Januari lalu tentang aktivitas di dalam lab, mengatakan kepada NBC News bahwa dia "yakin" bahwa militer China mendanai "program rahasia" yang melibatkan virus corona.
Dia membela teorinya dengan mengatakan dia menerima informasi dari beberapa peneliti asing di dalam lab yang melihat beberapa peneliti di sana dengan pakaian militer. Laporan itu menunjukkan bahwa laboratorium bersikeras bahwa fasilitas itu hanya digunakan untuk tujuan sipil. Asher dan WIV tidak segera menanggapi email dari Fox News.
China menyebut klaim bahwa virus itu lolos dari lab "tidak masuk akal."
"Beberapa orang di Amerika Serikat telah mengarang dan menjajakan cerita tidak masuk akal yang mengklaim kebocoran laboratorium Wuhan, yang sangat dikhawatirkan China," kata seorang pejabat China awal bulan ini, dilansir Fox News, Rabu (30/6/2021).
"China mendesak Amerika Serikat untuk menghormati fakta dan sains, menahan diri dari mempolitisasi penelusuran asal COVID-19 dan berkonsentrasi pada kerja sama anti-pandemi internasional."
AS dan lainnya menuduh China gagal memberikan data mentah dan akses ke situs-situs yang memungkinkan penyelidikan lebih menyeluruh tentang dari mana virus itu berasal dan bagaimana awalnya menyebar.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: