Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Terkait Bahaya BPA, Data Berbagai Ahli Dunia Terus Bertambah

Terkait Bahaya BPA, Data Berbagai Ahli Dunia Terus Bertambah Kredit Foto: Istimewa

Selain itu, Roso juga menyoroti disiplin ilmu Eko yang sebagai pakar pangan. Padahal soal migrasi BPA akan lebih tepat kalau yang bicara pakar plastik. 

"Karena Itu bisa menyesatkan," cetus Roso. 

Roso juga menambahkan bahwa apa yang disampaikan Eko Hari Purnomo semestinya disampaikan oleh BPOM langsung. 

"Itu bukan ranah beliau. Sedangkan BPOM hingga saat ini belum menyampaikan apakah sudah meneliti lagi atau belum," tandas Roso Daras. 

Pendapat para ahli dunia yang menyatakan zat BPA berbahaya telah masuk dalam jurnal international, di tahun 2021 ini saja sudah di release 3 jurnal kesehatan seperti yang disampaikan diatas. 

Belum lagi penelitian pada tahun - tahun sebelumnya. Bahkan di Indonesia sendiri Jejaring Laboratorium Pengujian Pangan Indonesia (JLPPI) memberikan rekomendasi yang menyatakan bahwa regulasi mengenai migrasi BPA masih sangat minim padahal bahaya BPA selalu membayang bayangi konsumen terutama produk yang kemasannya terbuat dari plastik Polikarbonat. Lab yang terkumpul dalam JLPPI, ini menyadari masih kurang nya infrastruktur dalam pengujian BPA tersebut terlebih sudah mulai banyak kemasan yang mengklaim bahwa kemasannya BPA Free 

Bahkan jauh sebelumnya Pada tahun 2013, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia melakukan suatu Kajian Sistematis Dampak Pajanan Bisphenol A (BPA) terhadap Sistem Reproduksi dan Perkembangan Manusia. Kesimpulan yang dapat diambil dalam kajian itu adalah BPA memberikan dampak yang buruk terhadap organ reproduksi manusia. Juga terdapat saran, bagi Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI) 

1. Melakukan pembatasan penggunaan BPA pada produk kemasan pangan bayi dan anakanak serta pada wanita hamil 

2. Memberikan sosialisasi terkait penggunaan produk kemasan atau wadah makanan yang mengandung BPA 

3. Bagi bayi dibawah tiga tahun dan wanita hamil, sebaiknya tidak menggunakan produk atau wadah makanan dengan bahan BPA dan dapat diganti dengan botol kaca. 

4. Bagi orang dewasa, sebaiknya mengurangi penggunaan produk plastik mengandung BPA dan menghindari memegang langsung bukti pembayaran menggunakan kertas termal. 

5. Melakukan studi biomonitoring pajanan BPA di Indonesia untuk mengetahui kondisi pajanan BPA terhadap masyarakat Indonesia. 

"Saya heran, menurut catatan kami, Sdr. Eko yang belum melakukan penelitian dan masuk dalam jurnal kesehatan nasional dan internasional, bisa menyatakan bahwa BPA aman? Atas dasar apa Sdr. Eko menyatakan hal tersebut? Ini yang patut dipertanyakan. Seharusnya sdr. Eko sebagai pakar dapat mempelajari, memahami hasil penelitian sebelumnya dan kebijakan-kebijakan negara maju di dalam melindungi kesehatan konsumen, terutama pada usia rentan seperti bayi dan balita. Sdr. Eko sebagai kapasitas pakar seharusnya dapat lantang bicara perlu adanya Label peringatan konsumen, guna melindungi bayi dan anak sebagai generasi muda Indonesia yang tumbuh kembang sehat dan cerdas," tegas Roso Daras. 

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: