Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Terkait Bahaya BPA, Data Berbagai Ahli Dunia Terus Bertambah

Terkait Bahaya BPA, Data Berbagai Ahli Dunia Terus Bertambah Kredit Foto: Istimewa

Eko menegaskan, BPA tidak membahayakan kesehatan, dan belum ada hasil penelitian atau literatur yang membuktikan pelepasan BPA di galon guna ulang berbahaya bagi kesehatan. 

“Yang membuat bahaya itu bukan hanya sekadar bahannya, tapi juga dilihat dari konsentratnya. Kalau bicara aman atau tidaknya tergantung jumlah konsentrat yang ada dalam kandungannya,” ujarnya.

Ia juga menekankan, ada batasan BPA maksimal yang bisa lepas dari kemasan. Dan BPOM telah menetapkan Peraturan Nomor 20 Tahun 2019 tentang Kemasan Pangan yang mengatur persyaratan keamanan kemasan pangan termasuk batas maksimal migrasi BPA maksimal 0,6 bpj (600 mikrogram/kg) dari kemasan PC. Dan erdasarkan hasil pengawasan BPOM terhadap kemasan galon AMDK yang terbuat dari Polikarbonat selama lima tahun terakhir menunjukkan migrasi BPA dibawah 0,01 bpj (10 mikrogra/kg) atau masih aman. 

“Hasilnya masih dibawah ambang batas. Begitu pula saat dilakukan pengujian di air. Sangat kecilnya kemungkinan terjadinya migrasi BPA ke dalam air yang ada dalam galon guna ulang yang berbahan Polikarbonat (PC). Jadi kenapa ini masih diributkan,” paparnya. 

“Suhu memang bisa berpengaruh terhadap pelepasan, tapi dalam proses distribusi yang normal kan nggak mungkin galon kemasan isi ulang akan ditaruh di tempat yang langsung terpapar sinar matahari,” tandas Eko. 

"Ini juga pernyataan menggelikan dan mengherankan, apakah sdr.Eko pernah mengikuti bagaimana distribusi galon isi ulang dari pabrik hingga sampai ke konsumen? Sepanjang jalan diatas truk terbuka terjemur matahari, belum di depo dijemur juga. Memang ya galon itu diangkut pakai sedan ber-AC sehingga tidak kena panas?, seharusnya beliau sebagai pakar, dapat melakukan survey dan melihat kondisi langsung di mata rantai distribusi,apa yang terjadi selama ini," tutur Roso Daras. 

"Selain itu jika memang BPA aman, menurut sdr.Eko,  mengapa beberapa negara maju melarang penggunaan kemasan mengandung BPA, berkontak langsung dengan makanan atau minuman yang dikonsumsi oleh bayi dan balita? ini yang menggelikan dan mengherankan dari pernyataan sdr.Eko selaku pakar," pungkas Roso Daras.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: