Sebelum penelitian dimulai, seluruh responden melalui proses pembersihan plak secara menyeluruh terlebih dahulu. Kemudian, para responden diminta untuk menggunakan stent akrilik di bagian rahang bawah selama 21 hari masa penelitian.
Hal ini bertujuan agar bagian tersebut tidak ikut tersikat pada saat responden menyikat gigi dan akumulasi bakteri bisa terjadi.
Di akhir masa eksperimen, para responden non-perokok dan bukan pengguna vape mengalami reaksi berupa peradangan pada gusi yang tidak disikat selama 21 hari.
Hal tersebut, menurut Amaliya merupakan bentuk pertahanan tubuh normal. Sementara itu, para responden yang merokok tidak mengalami peradangan walaupun terdapat kuman yang menempel pada gigi berupa plak.
"Jadi, ada semacam topeng yang mengelabui tubuh kita. Seakan-akan tidak terjadi apa-apa. Ini yang berbahaya," jelasnya.
Sementara itu, pada kelompok yang menggunakan atau telah beralih secara eksklusif sehingga hanya menggunakan vape dengan kandungan nikotin, reaksi peradangan terjadi sama seperti pada responden yang tidak mengonsumsi rokok maupun vape.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: