"Berarti, ada sesuatu hal lain dalam rokok, selain nikotin, yang menyebabkan peradangan itu tidak terlihat. Tidak tahu apa, tapi ternyata bukan nikotin," pungkasnya.
Hal ini sejalan dengan penelitian institusi medis di Inggris, UK Royal College of Physicians, yang membuktikan bahwa nikotin bukan penyebab risiko penyakit akibat kebiasaan merokok, melainkan kandungan lain yang berbahaya dari asap rokok akibat pembakaran.
Berbeda dengan rokok, produk HPTL tidak dibakar sehingga zat berbahaya yang terbentuk jauh berkurang.
Penelitian ini sekali lagi, membuktikan bahwa produk HPTL, memiliki profil risiko yang lebih rendah daripada rokok. Amaliya pun berharap akan banyak riset dari dalam negeri mengenai produk HPTL ini.
“Memang masih sangat terbatas ya di Indonesia tentang penelitian produk tembakau alternatif ini,” ujarnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: