Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dengar Ya Israel! Ini Harapan Besar Rakyat Miskin Palestina untuk Pemerintah Baru Kalian

Dengar Ya Israel! Ini Harapan Besar Rakyat Miskin Palestina untuk Pemerintah Baru Kalian Kredit Foto: NPR/Fatma Tanis

NPR juga malaporkan, desa ini semakin dikelilingi oleh kota-kota Yahudi Israel. Human Rights Watch (HRW) telah melaporkan bahwa pemerintah Israel menggunakan kebijakan tanah yang diskriminatif yang memungkinkan warga Yahudi untuk memperluas wilayah mereka sementara kebijakan tersebut membatasi warga Arab untuk komunitas yang lebih kecil dan padat penduduk di Israel, seperti Jisr al-Zarqa.

Bangunan bertingkat yang belum selesai adalah tanda keluarga harus membangun karena tidak ada lagi lahan untuk populasi yang terus bertambah.

Kota sebelah yang mayoritas penduduknya Yahudi, Kaisarea, membuat gundukan tanah yang ditumbuhi pepohonan di antara kota itu dan desa Palestina. "Apa yang Anda lihat di depan Anda adalah dinding pemisah rasis," kata Ammash, "agar mereka tidak melihat Jisr yang jelek."

Di sisi lain, Caesarea memiliki pantai yang ramai, klub golf, dan sisa-sisa kota pelabuhan Romawi kuno yang dipugar yang menarik wisatawan. Pengunjung berjalan melewati tangga batu ke restoran, bar, dan toko suvenir mewah. Pariwisata adalah bisnis besar di bagian Israel ini.

img_6130-edit_custom-18d612b3bb9fc073629dd6cc5cad76f29ec76aef-s800-c85.webp

Arab masuk pemerintahan

Israel mengadakan pemilihan legislatif pada bulan Maret yang menghasilkan kepemimpinan nasional baru setelah 12 tahun di bawah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Pada bulan Juni, anggota parlemen menyetujui koalisi "pemerintah perubahan" yang dipimpin oleh Naftali Bennett dan termasuk politisi dari kanan, tengah dan kiri, serta partai-partai Arab.

Ammash mengatakan partisipasi pemilu rendah di Jisr al-Zarqa. Dia mengatakan hampir 3.000 orang memberikan suara, sekitar setengahnya untuk Mansour Abbas, kepala Daftar Bersatu Arab.

Anggota parlemen Abbas bergabung dengan koalisi pemerintahan dan menegosiasikan miliaran dolar untuk proyek-proyek pembangunan bagi warga Palestina di Israel.

Rageh, dokter Palestina yang bekerja di Tel Aviv, mengatakan dia memilih Abbas. Dia melihatnya sebagai ujian: Apakah akhirnya akan ada bedanya memiliki orang Arab di pemerintahan? Akankah itu membawa dana publik yang sangat dibutuhkan ke kota-kota dan lingkungan Arab yang miskin di Israel?

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: