Belakangan ini, banyak pihak yang menganggap vaksin Sinovac tidak efektif menangkal varian-varian baru lantaran banyak tenaga kesehatan (nakes) yang gugur meskipun suda menerima dua dosis vaksin Sinovac.
Menanggapi hal tersebut, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menjelaskan, studi ilmiah telah membuktikan vaksin Covid-19 merek apapun, termasuk Sinovac, memiliki kemampuan mengurangi tingkat keparahan gejala yang bisa ditimbulkan dari virus Covid-19.
Baca Juga: Bertugas Memvaksin Masyarakat, 204 Tenaga Kesehatan Terjangkiti COVID-19
"Dalam hal ini, WHO menyatakan bahwa keberadaan vaksin Covid-19 masih penting, terutama dalam meminimalisasi gejala yang ditimbulkan," ujar Wiku dalam konferensi pers virtual, Kamis (15/7/2021).
Lebih lanjut, ia mengutip penelitian kohor terhadap 1,8 juta genome virus Covid-19 dari 183 negara di seluruh dunia. Penelitian tersebut membuktikan pasien yang telah melakukan vaksinasi lalu kemudian terkonfirmasi positif Covid-19 memperlihatkan adanya penurunan peluang mutasi.
"Artinya, vaksinasi juga berperan penting dalam meminimalisasi munculnya varian baru," imbuh Wiku.
Jubir Covid-19 itu juga menanggapi terkait rencana pemberian vaksin dosis ketiga atau vaksin booster untuk nakes. Pemberian vaksin booster ini diharapkan dapat menambah imunitas para nakes terhadap paparan Covid-19 sehingga bisa lebih melindungi mereka saat bertugas.
Akan tetapi, bagi masyarakat umum, dua dosis vaksin sudah cukup untuk membentuk kekebalan tubuh atas virus Covid-19. "Karena studi ilmiah menunjukkan rata-rata antibodi pada populasi dapat bertahan dalam jangka waktu bulanan bahkan tahunan," jelasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: