Biar Mahal, Korsel Kukuh Bikin Tiruan Iron Dome Israel Agar Selamat dari Rudal Korut
Korea Selatan (Korsel) sedang mengembangkan artileri baru dan sistem pertahanan roket jarak pendek yang meniru Iron Dome Israel. Langkah itu diambil di tengah peningkatan perangkat keras militernya di semenangjung yang masih berperang.
Dilansir Al Jazeera, Jumat (16/7/2021), pemerintah Korsel mengatakan bulan lalu bahwa mereka berencana untuk menghabiskan sekitar $2,5 miliar untuk penelitian dan pengembangan. Rencananya, mereka akan menyebarkan sistem baru itu pada tahun 2035.
Baca Juga: Korsel Pantau Situasi Militer Rezim Kim Jong-un, Para Analis Bicara Urgensinya
Perang Korea 1950-1953 berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai, dan sejak itu Korea Utara (Korut) dan Korsel telah membangun pasukan dan persenjataan di sepanjang zona demiliterisasi (DMZ) yang memisahkan kedua negara.
Korut juga dalam beberapa tahun terakhir mengembangkan senjata nuklir dan rudal balistik. Meskipun sistem pertahanan Korsel yang dibayangkan tidak akan mampu bertahan melawan senjata-senjata itu, ia akan dapat menargetkan artileri dan roket jarak pendek.
Korut diperkirakan memiliki 10.000 artileri, termasuk peluncur roket, yang digali di utara DMZ, kurang dari 100 kilometer (62 mil) dari wilayah Seoul dan 25 juta penduduknya, setengah dari populasi Korsel.
Sistem baru Korsel akan bertujuan untuk mempertahankan ibu kota Seoul, fasilitas intinya, serta infrastruktur militer dan keamanan utama dari potensi pemboman Korut, menggunakan rudal pencegat.
Tetapi sistem pencegat artileri Korsel harus jauh lebih mampu daripada sistem Israel.
“Iron Dome menanggapi roket yang ditembakkan oleh kelompok militan, seperti Hamas dan pasukan tidak teratur secara sporadis,” kata Kolonel Suh Yong-won, juru bicara Administrasi Program Akuisisi Pertahanan (DAPA) pada bulan Juni.
“Beberapa bagian dari sistem akan memiliki kesamaan, tetapi apa yang akan kami bangun dirancang untuk mencegat artileri jarak jauh oleh Korut, yang membutuhkan tingkat teknologi yang lebih tinggi mengingat situasi keamanan saat ini,” pungkasnya.
Itu sebabnya, katanya, sistem Korsel diperkirakan lebih mahal daripada sistem Israel.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto