Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Said Aqil Geram Ada Kyai yang Percaya Vaksin Covid-19 Itu Pembantaian Massal

Said Aqil Geram Ada Kyai yang Percaya Vaksin Covid-19 Itu Pembantaian Massal Kredit Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Said Aqiel Siradj, para kiai dan warga Nahdliyin perlu disadarkan secara terus menerus mengenai perlunya vaksinasi Covid-19.

Dia geram karena masih saja ada kiai yang tidak percaya COVID. Bahkan masih ada beberapa kiai yang tidak percaya dengan vaksin.

"Beberapa kiai yang masih tidak percaya dengan adanya COVID-19, masih tidak percaya dengan vaksin, suudzon bahwa vaksin itu merupakan pembantaian massal," kata Said dalam acara doa dan syuku peringatan hari lahir PKB ke-23 yang digelar secara daring, Jumat (23/7). 

Menurutnya hal tersebut sangatlah berbahaya. Jika tidak segera disadarkan maka ini akan bisa berakibat fatal.

"Ada orang nanti memahami bahwa NU tidak rasional, atau malah lebih umum lagi nanti Islam tidak rasional, Islam bertentangan dengan ilmu pengetahuan, Islam tidak realistis, NU tidak realistis, NU berpikir sangat kuno, dan tidak sesuai dengan tuntutan zaman, seperti itu nanti bahayanya," ucapnya.

Said mengaku secara pribadi dirinya tidak henti-hentinya meyakinkan warga NU terkait bahaya covid-19.

"Virus itu ada, dan sangat bahaya. Maka ayo sukseskan vaksinasi, itu masih ada kiai, ya bukan kiai kecil-lah lagi, bukan kiai tingkat imam musala, yang masih nggak percaya Covid-19. Mereka masih suudzon dengan kebijakan vaksinasi. Maka tolong PKB juga harus menyadarkannya secara bersama-sama," ajaknya. 

Uniknya, selain menyebut ada kiai dan warga nahdliyin tak percaya adanya virus Covid-19 sehingga masih enggan divaksin, Said Aqil mengaku bila pada awalnya PBNU tak pernah diajak tangani pandemi oleh pemerintah.

Bahkan, dia menilai pemerintah terkesan bermain sendiri dalam penanganan pandemi covid-19.

"Sebelum ini, di awal pandemi PBNU sempat tidak pernah diajak oleh pemerintah dalam upaya menangani covid-19. Jadi pada awal-awal setahun kemarin sama kami sekali kita tidak pernah diajak bersama-sama mengatasi pandemi ini. Jangankan diajak, diajak ngomong pun tidak," kata Said lagi.

"Peningkatan penularan yang sangat signifikan terhadap para kiai dan pengasuh pesantren terutama di seluruh wilayah Madura dan wilayah lain seperti Jawa Tengah utara seperti Pati, Kudus, Demak, Jepara, dan daerah lainya secara merata," kata Rozin.

Di sisi lain, Rozin mengatakan pesantren pasti memiliki kesadaran yang tinggi terkait bahaya Covid-19. Namun, kondisi itu berubah setelah Hari Raya Idulfitri tahun ini. Kondisi di masyarakat, kata dia, banyak yang mulai bosan dan diiringi dengan kembalinya aktivitas pendidikan di pondok pesantren.

Lebih lanjut, dia menjelaskan, kondisi ini turut diperparah dengan munculnya varian Delta virus corona. Sehingga menjadi salah satu faktor dalam meningkatnya kasus Covid-19 di lingkungan pondok pesantren.

"Untuk para jamaah, alumni, dan wali santri agar menghindari mengundang kiai untuk hadir dalam acara yang dapat mengundang banyak orang. Cukup meminta, doa restu saja kepada sang kiai," kata Rozin.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: