Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

TNI Akui Tracing Indonesia Belum Penuhi Standar WHO

TNI Akui Tracing Indonesia Belum Penuhi Standar WHO Kredit Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Warta Ekonomi, Jakarta -

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menyampaikan, pelaksanaan tracing kontak erat di Indonesia masih belum memenuhi standar yang diberikan Badan Kesehatan Dunia (WHO).

"Kita ketahui bersama bahwa sesuai dengan standar WHO bahwa dalam pelaksanaan tracing kontak erat itu rasionya 1:30, tetapi di Indonesia saat ini baru bisa dilaksanakan 1:1. Satu terkonfirmasi dan satu yang kita laksanakan tracing kontak erat," jelas Hadi dalam konferensi pers virtual di kanal Youtube BNPB, Senin (16/7/2021).

Baca Juga: Ungkap Bakal Ada Virus Covid-19 yang Lebih Menular, Jokowi Minta Semua Bersiap-siap!

Untuk itu, Hadi melanjutkan, beberapa pihak terkait saat ini tengah berupaya meningkatkan pelaksanaan tracing kontak erat. Pihak yang terlibat di antaranya adalah Babinsa, Bhabinkamtibnas, dan dinas kesehatan bidang desa yang didukung oleh TNI, Polri, BNPB, dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

"TNI, Polri, BNPB, dan Kementerian Kesehatan berusaha untuk memenuhi standar yang dikeluarkan oleh WHO tersebut, yaitu dengan cara memperbanyak tracer-tracer dari TNI, Polri, dan dinkes, termasuk dari BNPB," paparnya.

Menurut Hadi, hingga sejauh ini TNI telah menurunkan 63 ribu tenaga tracer di posko PPKM yang tersebar di berbagai wilayah untuk membantu puskesmas bidang desa melaksanakan tracing kontak erat. Selain itu, BNPB juga memberikan bantuan sebanyak 7 ribu tracer digital yang akan disebar di seluruh wilayah Jawa dan Bali.

"Tujuh ribu tracer digital ini adalah salah satu bentuk upaya untuk melipatgandakan kemampuan tracer digital yang ada di lapangan yang saat ini sedang melaksanakan pelatihan," terang Hadi.

Panglima TNI tersebut menganalogikan situasi tersebut sebagai perang semesta. "Kalau kita samakan dengan konsep perang semesta, BNPB ini adalah dari elemen masyarakat yang diperbantukan untuk melaksanakan secara total," tuturnya.

"Demikian juga konsep perang gerilya ini harus dilakukan secara total yang dibantu oleh TNI, Kemenkes, BNPB, dan seluruh komponen masyarakat," imbuh Hadi.

Ia meyakini kerja keras dari seluruh komponen ini akan membantu terwujudnya penekanan lonjakan kasus Covid-19.

"Saya yakin dengan konsep semesta ini, keinginan kita semua bahwa menekan kasus aktif di Indonesia akan bisa terealisasi hingga sampai angka paling rendah. Seluruh individu, seluruh kelompok, seluruh komponen memiliki tugas yang penting dan berat untuk mengatasi Covid-19 ini," tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: