Sang Putri dari Korea Utara: Adik Bungsu Kim Jong-un yang Ditakuti Amerika hingga Banyak Negara
Sejak Kim Jong-un berkuasa di Korea Utara (Korut) sepeninggal ayahnya, Kim Jong-il, tidak ada lagi kekuatan lain yang mungkin akan menggesernya. Alasannya, dua saudara tertuanya sudah absen dalam perpolitikan negara. Namun bukan demikian posisinya aman dalam kursi orang nomor satu di Kerajaan Pertapa (Hermit Kingdom) itu.
Jong-un memiliki seorang adik perempuan bernama Kim Yo-jong. Wanita yang lahir tanggal 26 September 1987 itu adalah putri bungsu Jong-il dengan istrinya, Ko Yong-hui.
Baca Juga: Gagal Jadi Penerus Sang Ayah, Kakak Kim Jong-un yang Satu Ini Malah Punya Nasib Tak Menyenangkan
Ada alasan mengapa Jong-un patut waspada dengan sang adik meskipun posisinya cukup kuat di pucuk kepemimpinan partai dan negara, juga sang adik adalah orang kepercayaannya. Dan bagaimana mungkin putri bungsu Jong-il bisa kuat dalam perpolitikan negara?
Dengan mengutip dari berbagai sumber, topik mengenai saudara dari Jong-un menurut Warta Ekonomi cukup menarik diulas. Oleh sebab itu, artikel pada Kamis (29/7/2021) berikut ini, berkesempatan menguraikan siapa sosok dari Kim Yo-jong.
Melanjut sebelumnya, Yo-jong dibesarkan lebih banyak oleh keluarga sang ibu di wilayah Bukit Changkwang, pusat kota Pyongyang, bersama dengan Kim Jong-chol dan Jong-un. Ada yang mengatakan bahwa pada awal 1990-an, Yo-jong ikut serta dalam perjalanan keluarga ke China dan Jepang untuk perjalanan singkat ke keluarga neneknya yang beretnis Jepang.
Sepulangnya, Yo-jong disekolahkan di sekolah internasional di Bern, Swiss bernama Liebefeld Hessgut pada musim semi 1996 bersama kedua kakaknya. Dia memiliki nama samaran saat di sekolah yakni Kim Yong-sun. Dari tahun itu hingga Desember 2000 dia menempuh pendidikan dasar itu, keluarga Jong-il tinggal di rumah pribadi dengan seorang pejabat berpangkat wakil direktur Komite Sentral Partai Buruh Korea. Di rumah itu juga ditinggali oleh beberapa pelayan dan pengawal.
Dalam sebuah laporan, seorang pegawai sekolah menilai Yo-jong "terlalu dilindungi" oleh "oleh beberapa wanita" yang mengantar dan menunggunya ke sekolah.
Sementara sumber bervariasi untuk alasan Jong-il mengirim anak-anaknya ke Swiss, ada dua kemungkinan yang berbeda. Menurut Profesor Nam Sung Wook dari Universitas Korea di Sejong, Jong-il khawatir jika anak-anaknya dipandang sebagai sesuatu yang luar biasa, hal itu dapat merusak reputasi keluarganya. Toh, selama tahun 1980-an, dinasti Kim masih bercokol dalam proses pemujaan. Oleh karena itu, untuk melawan desas-desus yang dapat merusak citra keluarganya, ia memutuskan untuk mengirim anak-anaknya ke luar negeri, jauh dari pengintaian di Korut.
Kemungkinan lain adalah bahwa Yo-jong dan saudara-saudaranya dikirim ke luar negeri karena ibu mereka khawatir bahwa mereka tidak dapat melanjutkan kehidupan sekolah yang normal jika mereka tinggal di Pyongyang. Profesor Kim Yong-ok di Universitas Hanshin berpikir bahwa kemungkinan karena status Yo-jong akan membuat pendidikan reguler dengan anak-anak lain menjadi lebih sulit.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto