Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hermanto Tanoko: Bekerja Itu Hobi, Bukan karena Uangnya, Membangun Perusahaan seperti Merawat Bonsai

Hermanto Tanoko: Bekerja Itu Hobi, Bukan karena Uangnya, Membangun Perusahaan seperti Merawat Bonsai Kredit Foto: Instagram
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bersama Christina Lie dalam video YouTube bertajuk 'PART 2: KEBIASAAN & STRATEGI SUKSES SUPER MILYARDER ITU APA SIH? | HERMANTO TANOKO', Hermanto Tanoko mengungkap bahwa integritas baginya sangat penting.

Selain itu, kesehatan juga sangat penting karena itulah Hermanto rutin berolahraga lima kali dalam seminggu. Hermanto juga tidak makan terlalu banyak, ia makan secukupnya. Bagi Hermanto, bekerja adalah hobi, bukan karena uangnya. Baginya, perusahaan seperti merawat tanaman yang harus senantiasa tumbuh dan berkembang.

"Bekerja itu hobi, bukan karena uangnya. Mambangun perusahaan seperti merawat [tanaman] bonsai yang diberi air, pupuk sampai tumbuh," ujar Hermanto.

Baca Juga: Haru Biru Perjuangan Ayah Hermanto Tanoko, Kini Jadikan Anaknya Konglomerat Sukses!

Nilai-nilai budaya juga diterapkan di perusahaan Hermanto. Bahkan, sejak perekrutan karyawan, sudah dijelaskan apa aja nilai budaya dan kebiasaan perusahaan. Sekalipun karyawan yang dimiliki Hermanto Tanoko sudah berumur dan tidak produktif lagi, Hermanto tetap mempersilakan bekerja, bahkan ada yang diberikan sopir untuk bekerja.

Anak-anak Hermanto Tanoko dipersilakan kuliah jurusan apapun yang diinginkan asal tetap dalam pantauan keluarga. Salah satunya yakni tidak jauh dari Surabaya. Bagi Hermanto, jika anak-anaknya kuliah jauh di luar negeri, anak akan berubah karena lingkungan juga akan berubah. Hermanto tetap ingin memantau dan menjadi teman diskusi anak-anaknya agar mereka tetap berada di jalur yang benar.

Lebih lanjut, Hermanto bercerita bahwa saat masih muda, ia mengaku suka belajar. Ia suka mengamati banyak hal. Contohnya, ketika berkunjung ke sebuah pabrik, Hermanto akan mengamati semuanya, mulai dari security hingga cara kerja karyawan-karyawannya. Dari 1.000 perusahaan, Hermanto mengungkap mungkin yang bisa bertahan dalam 5 tahun mendatang hanya 5 persennya aja.

Lalu, Hermanto bercerita awal mula minuman air mineral CLEO berdiri. Ia mengungkap awalnya ia membeli perusahaan AMDK (Air Minum Dalam Kemasan) itu untuk istrinya agar ada hal yang bisa dikerjakan pada tahun 2000-an.

Sayangnya, perusahaan ini per bulannya hanya untung Rp75 juta. Meski berat untuk melanjutkan, tetapi Hermanto optimis bisa mengalahkan pemain-pemain lama dan penguasa pasar. Ia mulai berinvestasi pada mesin-mesin impor dari Jepang dan Malaysia yang bagus demi bersaing dengan penguasa pasar.

Pada tahun 2004, air minum CLEO booming di pasaran, bahkan botolnya kerap dibawa pulang oleh orang-orang. Galon yang digunakan CLEO juga berbeda. Harus sering di recycle sehingga Hermanto membeli mesin recycle dari Jerman.

Keputusan tersulit yang pernah diambil Hermanto adalah ketika ia harus melakukan PHK di salah satu anak perusahannya di bidang jasa dari manajer ke bawah. Padahal, Hermanto ingin memperbaiki tetapi keadaan tidak memungkinkan karena krisis 1997-1998 sehingga banyak pihak yang meminta perusahaan ditutup. Tetapi, Hermanto bersikeras mempertahankan sehingga dalam satu tahun, perusahaan kembali bertumbuh hebat dan luar biasa.

Karena itulah partner bisnis Hermanto Tanoko sangat banyak karena banyak yang percaya akan integritas beliau. Yang termuda saat ini pun ada yang berusia 24 tahun. Hal terpenting yang menjadi perhitungan Hermanto saat hendak berinvestasi yaitu cocok pada bagian-bagian holding perusahaannya.

Christina Lie pun bertanya jika memiliki 'uang dingin' Rp100 juta, apa yang akan dilakukan? Jawabannya yakni jika Anda seorang pekerja profesional, yang terbaik adalah investasi saham ke emiten yang pemiliknya memiliki reputasi baik. Bagi Hermanto Tanoko, saat saham sedang jatuh, justru saatnya harus membeli. Tetapi jika Anda seorang pebisnis maka kembangkanlah perusahaan Anda sendiri.

Selain berbisnis, Hermanto Tanoko juga aktif dalam kegiatan sosial. Ia bercita-cita menciptakan 1.000 pengusaha sampai mendirikan SMK khusus anak yatim piatu yang dipersiapkan untuk menjadi pengusaha melalui yayasan yang ia dirikan. Meski demikian, Hermanto Tanoko mengakui tak semua orang cocok menjadi pengusaha.

Lebih lanjut, Hermanto Tanoko membeberkan cara melakukan perekrutan karyawan. Ia mengungkap bahwa perekrutan karyawan harus ketat hingga akhirnya karyawan diterima dan dilakukan training. Lalu, jika masih pengusaha baru yang ingin mengembangkan lebih banyak lagi karyawan, carilah kekurangan apa yang tidak dimiliki lalu temukan orang yang bisa menyelesaikan itu.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Bagikan Artikel: