Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sumbangan Rp2 Triliun Bikin Pimpinan Gelap Mata, Anak Akidi Tio Sengaja Seret Pemerintah untuk...

Sumbangan Rp2 Triliun Bikin Pimpinan Gelap Mata, Anak Akidi Tio Sengaja Seret Pemerintah untuk... Kredit Foto: Ferry Hidayat
Warta Ekonomi, Jakarta -

Prahara sumbangan Rp 2 Triliun dari keluarga Akidi Tio memang menggegerkan seisi negara. Apalagi, dana Rp 2 Triliun yang tidak kunjung cair disebut-sebut sebagai prank terbesar dan terbaik.

Analisis Kajian Intelijen Ridlwan Habib ikut mengomentari mengenai masalah sumbangan Rp 2 Triliun dari anak Akidi Tio, Heriyanti. Ia menebak motif Heriyati yang tiba-tiba muncul ke publik dan membuat kegemparan.

Baca Juga: Heryanti Akidi Tio Pernah Dipolisikan Kasus Penggelapan Rp7,9 Miliar

Ridlwan menyinggung soal isu Heriyanti yang memiliki hutang mencapai Rp3 Miliar. Untuk diketahui, isu tersebut berembus dari keterangan narasumber Dahlan Iskan.

"Kalau dari data yang beredar, ada laporan Polisi terhadap yang bersangkutan. Sesuai dengan keterangan narasumber Dahlan Iskan, yang belum terbayar utangnya. Kalau dilihat rekam jejaknya Heryanti tampak bermasalah," kata Ridlwan, Selasa (3/8/2021).

Jika benar, maka Heriyati sengaja menyeret pemerintah ke dalam masalahnya. Hal itu dilakukan agar ia bisa mencairkan dana yang masih tersangkut di Bank Singapura.

"Entah apakah ini jadi momentum bagi dia untuk memaksa pemerintah membantunya. Seperti untuk ikut mengurusi adanya dana yang tersangkut di Bank Singapura," jelas Ridlwan.

"Karena dia merasa ini ada satu celah, daripada malu, maka dia harus mati-matian siapapun untuk bantu dia, semacam bergaining," lanjutnya.

Lebih lanjut Ridlwan turut mengkritik pemerintah. Menurutnya, semua kehebohan ini tidak terjadi jika intelijen dilibatkan sejak awal.

"Ini aneh! Harusnya Forkopimda yang didalamnya ada Kapolda, Danrem, dan perangkat Pemda sejak awal sudah bisa minta bantuan pada Dirjen Pajak untuk melakukan pengecekan," tegasnya.

Apalagi, pemerintah setempat juga bisa meminta bantuan kepada Direktur Intelijen untuk menelusuri keberadaan uang tersebut. Hal ini karena pihak intelijen sangat terlatih dalam hal tersebut.

"Padahal mereka sangat terlatih untuk melakukan penelusuran rekening, dan forensik digital. Idealnya cek background itu dilakukan sejak awal sebelum melakukan penyerahan simbolis," ucap Ridlwan.

Selain itu, pihak intelijen seharusnya juga bisa mengungkap siapa sosok Akidi Tio secara cepat. Termasuk harta kekayaannya dan kebenaran uang sumbangan senilai Rp2 Triliun.

Sebab, intelijen sejauh ini memiliki perangkat-perangkat kemampuan penelusuran, terutama yang berkaitan dengan intelijen tax perpajakan. Di bawah 3 sub direktorat, mereka bisa dengan cepat mengatasi permasalahan forensik digital sampai money laundry (pencucian uang).

Kendati demikian, Ridlwan memahami wajar jika pemerintah kecolongan. Ia menyebut kondisi psikologis para pimpinan di masa pandemi menjadi gelap mata.

Apalagi, ketika tiba-tiba disodori dana besar oleh seorang dermawan. Pemerintah dengan mudah percaya tanpa mengecek latar belakang penyumbang terlebih dahulu.

"Sebetulnya prosesnya tidak lama, apalagi kemampuan intelijen perpajakan. Tetapi proses itu saya yakini tidak dilakukan," ungkap Ridlwan.

"Karena nominalnya yang kemudian membuat orang menjadi gelap mata dalam tanda petik melupakan prosesnya. Saya kira wajar-wajar saja jadi kecolongan," pungkasnya.

Beredar Bilyet Giro Rp 2 Triliun Milik Anak Akidi Tio, Barang Bukti Polisi?

Sebuah foto memperlihatkan bilyet giro bank Mandiri dengan nilai Rp 2 Triliun beredar di antar group WhatsApp masyarakat dan media sosial. Bilyet giro ini tertulis ada penyerahan dana dari anak Akidi Tio, Tio Heryanti kepada seseorang yang bernama Heni Kresnowati.

Diketahui Heni Kresnowati ialah nama seorang Kabid Keuangan Polda Sumatera Selatan. Banyak pihak menduga ini foto bilyet giro ini ialah barang bukti polisi.

Nomor Bilyet giro yang beredar ini xl 150062.

Ditulis penyerahnya ialah Heryanti, yang diketahui ialah anak bungsu Akidi Tio kepada Henny Koenswati. Nominal uangnya pun ditulis Rp 2 Triliun. Baik tulisan dalam bentuk nominal atau dalam tulisan angka.

Dalam bilyet giro juga ditulis tanggal pembuatan yakni 2 Agustus 2021. Selain itu, juga terdapat tanda tangan dari anak Akidi Tio yang seolah menegaskan keabsahan bilyet giro.

Meski menerka jika itu, barang bukti polisi namun banyak juga publik yang mempertanyakan keabsahan bilyet giro.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Alfi Dinilhaq

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: