Hilang dan Tewas, Nasib Aktivis Belarusia yang Vokal ke Rezim Diktator Berakhir Tragis
Seorang aktivis terkemuka yang membantu sesama warga Belarusia mencari perlindungan di Ukraina telah ditemukan tewas di taman Kyiv dekat rumahnya, kata polisi Ukraina, Selasa. Kejadian ini membuat orang lain yang mengasingkan diri takut bahwa bahkan negara-negara yang dianggap surga tidak lagi aman dari orang kuat Belarus, Alexander Lukashenko.
Vitaly Shishov, (26) yang memimpin Rumah Belarusia di Ukraina yang membantu orang-orang yang melarikan diri dari Belarus untuk menetap di luar negeri, dilaporkan hilang oleh rekannya pada 2 Agustus setelah dia tidak kembali dari lari pagi.
The Washington Post melaporkan, polisi Kyiv mengatakan Selasa dia ditemukan gantung diri. Mereka telah meluncurkan penyelidikan apakah itu bunuh diri atau "pembunuhan yang disamarkan sebagai bunuh diri," kata mereka.
Presiden Parlemen Eropa David Sassoli mengatakan di Twitter bahwa “fakta bahwa para aktivis Belarusia menjadi sasaran di negara-negara ketiga adalah eskalasi yang serius.”
Pada tahun lalu, menghadapi tantangan oposisi terbesar selama 27 tahun masa pemerintahannya, Lukashenko secara brutal menindak setiap perbedaan pendapat di Belarus, menangkap ribuan orang. Penindasan telah memicu eksodus, dengan banyak warga Belarusia meninggalkan negara itu ke negara tetangga Baltiknya, Polandia dan Lithuania. Ukraina dianggap sebagai tempat perlindungan lain - Belarusia adalah minoritas terbesar kedua di sana setelah Rusia.
Masih belum jelas apakah rezim Lukashenko terkait dengan kematian Shishov. Namun dalam beberapa bulan terakhir, Lukashenko telah tumbuh lebih agresif dalam kampanyenya melawan kritikus di luar negeri.
Pada bulan Mei, Lukashenko dengan berani memerintahkan jet tempur MiG-29 untuk memaksa pesawat sipil mendarat saat terbang di atas Belarus dari Athena ke Vilnius, Lithuania. Pihak berwenang Belarusia kemudian menangkap salah satu penumpangnya, Roman Protasevich, pendiri outlet media oposisi.
Belarus juga telah meningkatkan jumlah penerbangan yang bepergian ke dan dari Irak dan Afrika sub-Sahara karena Lituania baru-baru ini melihat lonjakan besar dalam jumlah orang dari negara-negara tersebut yang melintasi perbatasannya secara tidak sah dengan Belarus. Pejabat Lituania dan Uni Eropa mengatakan krisis migrasi mendadak tidak organik, tetapi tanggapan berani Lukashenko terhadap sanksi Uni Eropa.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: