Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Orang Beriwayat Komorbid Tidak Vaksinasi, Risiko Kematian Bisa Lebih Tinggi

Orang Beriwayat Komorbid Tidak Vaksinasi, Risiko Kematian Bisa Lebih Tinggi Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19, Siti Nadia Tarmizi, membantah adanya anggapan bahaya bagi orang dengan riwayat komorbid atau memiliki penyakit berat yang melakukan vaksinasi.

"Padahal, makin bertambah usia faktor umur sangat memengaruhi efektivitas dari vaksin. Makin banyak penyakit bawaan akan meningkatkan risiko daripada penularan dan kematian akibat Covid-19," ujarnya dalam diskusi online Meningkatkan Imun Tubuh di Masa Pandemi yang diselenggarakan oleh Badan Kesehatan Perempuan Amanat Nasional, Rabu (4/8/2021).

Baca Juga: Masih Ditemukan Warga Enggan Vaksinasi, Ini Penjelasan Pentingnya Vaksinasi

Siti Nadia menganjurkan kepada warga yang memiliki komorbid atau penyakit berat bawaan, terutama yang berusia 50 tahun ke atas, untuk turut melakukan vaksinasi. Caranya, agar lebih aman, sebelum melakukan vaksinasi diperlukan konsultasi pemeriksaan kepada dokter terkait penyakit yang diderita sampai diberikannya rekomendasi sebelum melakukan vaksinasi sesuai hasil pemeriksaan.

Berdasarkan hal tersebut, Siti menyampaikan beberapa data analisis kematian berdasarkan riwayat komorbid yang tidak melakukan vaksinasi. Di antaranya, penyakit ginjal memiliki 13,7 kali lebih risiko kematian; penyakit jantung 9 kali lebih risiko kematian; penyakit diabetes mellitus 8,3 kali lebih risiko kematian; penyakit hipertensi 6 kali lebih risiko kematian; dan penyakit imun 6 kali lebih risiko kematian.

Adapun risiko kematian berdasarkan jumlah komorbid sebanyak 6,5 kali risiko kematian bagi pengindap 1 komorbid; sebanyak 15 kali risiko kematian bagi pengidap 2 komorbid; dan 29 kali risiko kematian bagi 3 pengidap komorbid.

Sementara berdasarkan rentang usia, sebanyak 2,4 kali lebih risiko kematian bagi yang berusia 31-45 tahun; sebanyak 8,5 kali lebih risiko kematian bagi yang berusia 46-59 tahun; dan sebanyak 19,5 kali lebih risiko kematian bagi yang berusia lebih dari 60 tahun.

"Kami juga sudah melakukan vaksinasi pada anak dan remaja 12-17 tahun menggunakan vaksin Sinovac dengan dosis setengah mili dengan jarak pemberian 28 hari," jelasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bethriq Kindy Arrazy
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: