Selain itu, pencatatan data dan manajemen bisnis unggas di Indonesia pun buruk, sehingga kalangan perbankan enggan masuk membiayai sektor ini.
“Ke depan, industri poultry nasional juga akan menghadapi tantangan masuknya ayam impor, terutama dari Brasil, sebagai konsekuensi dari hasil sidang WTO. Inilah faktor-faktor mendorong kami melakukan transforasi, “ jelas CEO PT Sreeya Sewu Indonesia Tbk. (dulu PT Sierad Produce Tbk), Tommy Wattimena.
Lain lagi tantangan yang dihadapi PT Pegadaian (Persero). Menurut Kuswiyoto, Dirut Pegadaian, terjadi perubahan luar biasa di sisi eksternal yang berdampak pada kinerja bisnis Pegadaian.
Di sisi lain, secara internal Pegadaian masih menghadapi sejumlah masalah, seperti praktik manajemen bisnis yang sebagian masih tradisional (manual dan paper-based), tergantung pada single channel (outlet), bunga pinjaman kurang fleksibel, teknologi belum up-to-date, dan budaya kerja cenderung pasif (menunggu nasabah datang).
“Jadi, kalau hal-hal seperti itu tak direspons dengan baik, bisa dibayangkan, bisnisnya akan tergerus para pesaing barunya itu. Alhasil, transformasi bisnis pun dilakukan,” ujar Kuswiyoto.
Untuk diketahui, gelaran webinar dan awarding SWA ini didukung oleh sejumlah sponsor, yaitu Sreeya, Allianz, DV Medika, Alfamart, Pegadaian, Daya Group, Great Eastern, Pupuk Indonesia plus Elnusa Petrofin.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: