“Ini produk asli bikinan anak-anak Bandung, mulai dari desain, bahan baku hingga perakitan. Bahan kayunya dari Pulau Siau di Sulawesi Utara. Diolah dan didesain sedemikian rupa oleh anak-anak muda yang kreatif sehingga bisa menghasilkan jam tangan yang estetis dan artisitik.” Kata Jerry sambil jam tangan yang dia kenakan.
Bukan hanya jam tangan, Wamendag pecinta batik itu juga menunjukkan berbagai penggunaan produk dalam negeri dalam kegiatan sehari-harinya.
Tetapi menurutnya, intinya bahwa produk dalam negeri harus mendapat tempat di pasar domestic. Karena dengan pembelian dan pemakaian, produk dalam negeri bisa berkembang.
Artinya, ada support dan insentif dari pasar dalam negeri sehingga produk domestic bisa terus meningkat dari segi standar dan kualitasnya.
“Kalau produk dalam negeri digunakan pasti produsen akan dapat untung. Dari situ akan ada insentif buat pengembangan produk dan kapasitas produksi. Pada gilirannya tentu akan makin bisa bersaing di pasar internasional.” Tegas Jerry.
Gairah UMKM untuk menembus pasar ekspor sangat meningkat beberapa tahun belakangan ini. Ini seiring dengan program peningkatan ekspor yang terus disuarakan oleh Presiden Joko Widodo.
Menurut data Kemendag, beberapa produk ekspor kita mencatat pertumbuhan tertinggi, antara lain kopi, teh, rempah, produk olahan daging dan ikan serta rajutan.
Banyak dari produsen produk-produk tersebut adalah UMKM.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: