Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tanpa Ditutup-tutupi, China Bersiap Akui Taliban Jadi Pemimpin Sah Afghanistan Jika Ini...

Tanpa Ditutup-tutupi, China Bersiap Akui Taliban Jadi Pemimpin Sah Afghanistan Jika Ini... Kredit Foto: AP Photo/Xinhua/Li Ran
Warta Ekonomi, Beijing -

China siap untuk mengakui Taliban sebagai penguasa sah Afghanistan jika berhasil menggulingkan pemerintah yang didukung Barat di Kabul. US News telah mempelajari, sebuah prospek yang melemahkan sumber pengaruh pemerintah Biden yang tersisa atas jaringan pemberontak saat melanjutkan kampanye mengejutkannya untuk mendapatkan kembali kendali.

Beijing telah secara terbuka menekan Taliban untuk terus bekerja menuju kesepakatan damai dengan pemerintah Presiden Ashraf Ghani. Sebuah hasil yang tampaknya benar-benar disukai China dan yang telah ditekan oleh AS dengan semakin mendesak.

Baca Juga: Kota Strategis 150 Km dari Kabul Berhasil Ditaklukan Pejuang Taliban, Afghanistan Hilang Harapan?

Namun, penilaian baru militer dan intelijen China tentang realitas di lapangan di Afghanistan telah mendorong para pemimpin di Partai Komunis China untuk bersiap meresmikan hubungan mereka dengan jaringan pemberontak, menurut beberapa sumber intelijen AS dan asing yang mengetahui penilaian China.

Langkah itu dilakukan ketika Taliban telah mengarahkan pasukan Afghanistan pada Kamis (12/8/2021) sore mereka telah menguasai 10 ibu kota provinsi utama, termasuk satu di dekat Kabul, bersama dengan wilayah utama yang terhubung dengan perbatasan China.

Dan itu juga melemahkan upaya AS untuk mencoba menekan kelompok pemberontak untuk kembali dengan itikad baik ke negosiasi diplomatik di Doha, Qatar, di mana utusan Amerika kembali minggu ini untuk pembicaraan baru.

"Jika Taliban mengklaim menginginkan legitimasi internasional, tindakan ini tidak akan membuat mereka mendapatkan legitimasi yang mereka cari," kata juru bicara Gedung Putih Jen Psaki, Jumat (13/8/2021).

"Mereka dapat memilih untuk mencurahkan energi yang sama untuk proses perdamaian mereka seperti yang mereka lakukan untuk kampanye militer mereka. Kami sangat mendesak mereka untuk melakukannya," katanya.

Kementerian Luar Negeri China tidak menanggapi permintaan komentar.

Stabilitas apa pun di Afghanistan juga akan memungkinkan China untuk menuai keuntungan dari investasi ekonomi sebelumnya di kawasan itu, termasuk hak mineral di Afghanistan.

China juga mencari stabilitas di Afghanistan demi proyek infrastruktur regional yang sudah dilakukan di negara tetangga Pakistan sebagai bagian dari investasi serupa secara global yang dikenal sebagai Belt and Road Initiative.

US News pertama kali melaporkan pengaturan pembagian intelijen baru antara kedua negara Asia tahun lalu.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: