Pada masa pandemi COVID-19, kebaikan senantiasa mengalir. Gerakan-gerakan yang digagas pemuda-pemudi Indonesia di masa pandemi sangat berdampak baik dalam memulihkan kesehatan bangsa maupun membantu perbaikan sosial ekonomi.
“Di tengah usaha giat untuk menggapai mimpi, anak-anak harus menghadapi tantangan begitu besar yang tidak bisa dihindari. Pada saat yang sama, saya juga mendengar ada anak-anak muda yang mau meluangkan waktu dan pikirannya untuk membantu sesama. Lebih dari 15 ribu mahasiswa Indonesia terlibat dalam Gerakan Relawan COVID-19 Nasional (Recon), kemudian di program kampus mengajar, telah menurunkan 17 ribu mahasiswa angkatan pertama, dan di angkatan kedua akan ada 22 ribu mahasiswa untuk membantu ibu dan bapak guru mengajar adik-adik SD-SMP untuk mengejar ketertinggalan dalam pelajaran,” terang Nadiem Makarim, Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi, dalam acara Simposium Merdeka Belajar.
Baca Juga: DPR dan IDI Dukung Aksi Pak Moeldoko, Puskesmas Kuat Bisa Jadi Sentra Penanggulangan Covid-19
Di saat yang sama, Dante Saksono Harbuwono, Wakil Menteri Kesehatan RI juga mengatakan bahwa anak-anak muda Indonesia sangat hebat. “Populasi anak muda usia 15-24 tahun mencapai 46 juta di Indonesia, dan berdampak sangat besar bagi bangsa, salah satunya sebagai contoh teladan untuk agen perubahan bangsa. Contohnya dalam mengkampanyekan protokol kesehatan 3M dan membantu 3T (testing, tracing, dan treatment),” terangnya.
Lebih lanjut, Dante menjelaskan potensi ini bisa membantu puskesmas melakukan aktivitas pelacakan, menggalakan dukungan terhadap perawatan kasus COVID-19. “Ada yang namanya gerakan Oxygen for Indonesia, ini merupakan kolaborasi anak-anak muda yang turut melakukan proyek donasi untuk penanganan COVID-19. Juga mereka ikut mensukseskan program vaksinasi seperti turut menjadi tenaga penggerak, relawan, dan vaksinator dari mahasiswa kedokteran,” tutur Dante.
Diakui pula oleh Sonny Harmadi, Kepala Bidang Perubahan Perilaku Satgas COVID-19 bahwa generasi muda berpotensi besar untuk mendukung program penanganan COVID-19. “Kami di Satgas COVID-19 memiliki program Duta Perubahan Perilaku sejumlah lebih dari 110 ribu yang tersebar di 34 Provinsi dan 429 Kabupaten/Kota. Mayoritas Duta Perubahan Perilaku ini adalah anak muda dengan tugas memberi teladan masyarakat dan mengedukasi bahaya COVID-19 serta bagaimana pencegahannya,” jelasnya.
“Terima kasih bapak ibu yang sudah mendukung kami, anak-anak muda yang ingin berperan aktif dalam penanganan COVID-19 di Indonesia, dan dalam waktu tiga hari kita telah mengumpulkan 15 ribu relawan yang terdaftar aktif di seluruh Indonesia. Peran kami di awal adalah memberikan komunikasi, informasi, dan edukasi di tengah masyarakat. Proses itu terus berjalan sampai saat ini,” ujar Muhammad Arif Djimbula, Mahasiswa Inspiratif anggota Recon.
Disadari bahwa di tengah pandemi COVID-19, salah satu kendala yang perlu dilewati tidak hanya masalah kesehatan tapi informasi salah atau hoaks yang beredar, terkait pandemi. “Tantangan komunikasi di masa COVID-19 ini antara lain datang dari hoaks. Karena itu Kementerian Komunikasi dan Informatika sungguh-sungguh melakukan perlawanan terhadap hoaks. Pertama kita mengecek langsung sumber informasi yang meragukan. Hasil pengecekan tersebut kita sebarkan ke berbagai macam platform agar masyarakat luas mengetahuinya. Kedua, kita mendorong partisipasi masyarakat dalam menangkal hoaks. Ketiga, dalam jangka panjang ini kita telah memprogramkan literasi digital yang telah diluncurkan Presiden Jokowi. Ada empat pilar yang kita upayakan yakni, skil digital, kultur digital, etika digital, dan keamanan digital,” jelas Usman Kansong, Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kemkominfo.
Usaha-usaha pemerintah memerangi hoaks di tengah pandemi didukung juga oleh elemen masyarakat seperti dari Disaster Risk Reduction Center (DRRC) Universitas Indonesia. Prof. Fatma Lestari, Ketua DRRC UI menyampaikan, “Di masa pandemi ini kami membuat aplikasi eduris atau edukasi risiko, karya adik-adik mahasiswa, yang menyediakan kursus dan informasi online gratis bagi masyarakat. Di dalamnya masyarakat bisa mendapatkan tips untuk mengurangi stres, memilih menu makanan untuk menjaga imunitas, dan informasi lainnya di dalam aplikasi eduris tersebut."
Dukungan tidak hanya datang dari akademisi, TikTok Indonesia juga turut berperan dalam menyebarkan informasi dan konten positif di platform mereka.
Agung Pamungkas, Government Relation TikTok Indonesia mengatakan, “Kami dari TikTok Indonesia menyediakan platform untuk menikmati konten yang tidak hanya menghibur, juga bisa positif dan bermanfaat. Survei yang dilakukan Kemkominfo dan Katadata Insight Center di 2020 lalu, 64-74% responden menyatakan tidak mengenali misinformasi di dunia virtual. Mayoritas menyatakan, mereka mendapat informasi terkait COVID-19 dan vaksinasi melalui media sosial. TikTok melihat ini penting sekali bagi media sosial untuk memerangi hoaks dan misinformasi."
Semua elemen bangsa bergotong royong mendukung pemerintah dalam kampanye menangani COVID-19, program vaksinasi, dan memberantas hoaks. Saatnya pemuda mengambil peran aktif di masa pandemi COVID-19 untuk membuat kondisi menjadi lebih baik.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Alfi Dinilhaq
Tag Terkait: