Wakil Presiden (Wapres) Maruf Amin mendorong seluruh pihak melakukan upaya ekstra untuk menggenjot dan menarik masyarakat masuk ke dalam ekosistem wakaf. Sebab, kata dia, edukasi dan literasi masyarakat terhadap wakaf masih sangat rendah.
Maruf menyebutkan, indeks literasi wakaf yang dirilis Kementerian Agama tahun 2020 menyimpulkan masih berada di kategori rendah.
Baca Juga: INDEF Beberkan Potensi Ekonomi Syariah Indonesia yang Disia-Siakan
"Selama ini sebagian besar persepsi wakaf masyarakat Indonesia masih bersifat tradisional. Wakaf hanya berorientasi pada aset seperti tanah, gedung, dan lain-lain sehingga wakaf hanya dilakukan oleh golongan orang tua dan kaum the haves (golongan berada). Padahal, wakaf juga dapat diberikan dalam bentuk uang," kata Maruf pada acara Gerakan Sadar Wakaf pada Jumat (13/8/2021).
Maruf mengatakan, akibat literasi wakaf yang masih rendah itu, realisasi potensi wakaf pun tidak menjadi optimal. Pada 2018, Badan Wakaf Indonesia (BWI) pernah mengungkapkan bahwa potensi wakaf uang nasional diperkirakan dapat mencapai Rp180 triliunĀ per tahun.
"Namun, realisasinya masih jauh dari angka yang diproyeksikan. Oleh kerena itu, untuk meningkatkan kesadaran masyarakat berwakaf uang, diperlukan upaya-upaya yang lebih optimal," tegasnya.
Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menambahkan dua aspek untuk mewujudkan optimalisasi gerakan wakaf yang berkelanjutan. Pertama, kemampuan dalam merancang, mendesain, dan mengimplementasikan proyek-proyek ekonomi keuangan syariah yang meliputi pengelolaan, penyaluran kepada penerima manfaat, serta penghimpunan dana yang dapat dipercaya dan memenuhi prinsip syariah dalam pelaksanaannya.
Kedua, kemampuan merancang struktur pembiayaan proyek dengan menggabungkan kepentingan wakaf dan komersial sebagai bentuk integrasi keuangan komersial dan sosial.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Puri Mei Setyaningrum