Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pinjaman Fintech Capai Rp36,74 Triliun, Teten Masduki: Pembiayaan Sektor Pertanian Masih Kecil

Pinjaman Fintech Capai Rp36,74 Triliun, Teten Masduki: Pembiayaan Sektor Pertanian Masih Kecil Kredit Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, menyebut bahwa keberadaan fintech sebagai subsistem yang penting dalam ekosistem digital. Sekaligus, alat yang potensial untuk pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Dalam perkembangannya, hingga Desember 2020 akumulasi penyaluran pinjaman secara nasional sudah mencapai Rp155,9 triliun atau mengalami kenaikan sebesar 9,3 persen year on year.

Baca Juga: Selama Pandemi Covid-19, Jumlah UMKM yang Terdigitalisasi Alami Peningkatan

"Per juni 2021, penyelenggaraan fintech lending yang terdata sudah mencapai 124 pinjaman kepada sektor usaha produktif selama 2021 sebesar Rp36,74 triliun dengan sektor terbesar perdagangan besar, eceran, rumah tangga, transportasi, pergudangan, komunikasi, penyediaan akomodasi makanan dan minuman," ujarnya.

Hal tersebut disampaikannya di webinar yang diselenggarakan Warta Ekonomi dengan tema Sinergi Industri Jasa Keuangan dan Teknologi untuk Mendorong Digitalisasi UMKM dalam Rangka Ekonomi Digital, Jumat (13/8/2021).

Namun, Teten menyayangkan, penyaluran dana fintech untuk sektor pertanian masih tergolong rendah. Penyerapan KUR pada sektor pertanian hingga bulan Juni 2021 baru mencapai 29,84 persen. Padahal, sektor pertanian menyumbangkan PDB Indonesia sebesar 13 persen.

Hal tersebut berbanding balik dengan serapan KUR pada sektor perdagangan yang sudah mencapai 44 persen. Oleh karena itu, dibutuhkan penerapan teknologi yang terintegrasi melalui e-commerce, pendanaan, infrastruktur, dan rantai pasokan.

"Kami juga mengusulkan perlunya ada pembiayaan untuk agregator produk pangan. Tanpa itu, bank tidak akan berani masuk ke sektor produktif pertanian yang usaha kecil perorangan karena tidak ada kepastian harga sehingga kalau diperkuat dengan dana biaya agregator," katanya.

Karena itu, Teten mendorong agar sinergi jasa keuangan dan teknologi dapat melakukan percepatan digitalisasi dengan memberikan kemudahan pembiayaan bagi UMKM.

"Kami juga mengharapkan dapat dilakukan penyesuaian suku bunga pembiayaan agar lebih kompetitif dengan suku bunga perbankan konvensional dan mnerapkan layanan yang ramah dan komprehensif," jelasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bethriq Kindy Arrazy
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: