Taliban Koar-koar Bakal Lebih Moderat, Pengamat: Mereka Ciptakan Opini Positif di Dunia
Pasalnya, Afghanistan juga masyarakat multietnis. Berdasarkan data World Population Review persentase demografi etnis Afghanistan antara lain Pashtun 42 persen, Tajik 27 persen, Hazara 9 persen, Uzbek 9 persen, Aimak 4 persen, Turkmen 3 persen, Baloch 2 persen dan empat persen sisanya masuk kelompok etnis 'lain.'
"Ini harus dipersatukan, karena sentimen etnisnya mereka berbahasa berbeda, sejarah kebangsaan berbeda tapi agamanya satu, kira-kira 88 persen Islam sunni dan 12 persen Islam syiah," kata Teuku.
Oleh karena itu, menurut Teuku, Taliban harus mengkomunikasikan Islam seperti apa yang akan mereka terapkan di Afghanistan. Ia mengatakan masyarakat internasional harus memahami implementasi Islam yang diterapkan Taliban secara khas.
"Kalau Iran kan jelas, Islam syiah Imamiyah, rantai komandonya jelas ke bawah, nah Taliban harus membagikan ide-idenya, karena selama ini dialog-dialog mereka dan kekuatan asing bahas diplomasi, politik, pertahanan, dan militer tidak ada dialog-dialog level spiritual," katanya Teuku.
Teuku mengatakan dalam Bali Democracy Forum 2012 mantan Presiden Afghanistan Hamid Karzai juga tidak mengungkapkan gagasan-gagasan spiritualitas. Maka, menurut Teuku, itu yang ingin dipahami masyarakat internasional saat ini.
"Karena bila Taliban tidak mampu menggunakan diplomasi publik yang baik maka dunia tetap menganggap Taliban menolak pemberdayaan perempuan, kemudiaan menerapkan peraturan secara konservatif," kata Teuku.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: