Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengungkapkan refocusing APBN yang dilakukan pemerintah bukan tanpa sebab. Langkah tersebut diambil karena merespons dinamika pandemi Covid-19 yang terjadi secara fluktuatif.
"Artinya belanja kementerian dan belanja ke daerah kita lakukan setelan ulang. Refocusing kedua ketika tidak membayar THR kita menghemat beberapa triliun. Selanjutnya ketika naik varian delta kita naikan belanja PEN yang tadinya kita perkirakan lebih rendah 699 triliun menjadi 744 triliun," ujarnya.
Baca Juga: Kasus COVID-19 Turun Signifikan Hingga 34% Terutama di Provinsi Papua Barat dan Maluku
Hal tersebut disampaikannya dalam Sarasehan Virtual 100 Ekonom dengan tema Penguatan Reformasi Struktural Fiskal dan Belanja Berkualitas di Tengah Pandemi, Kamis (26/8/2021)
Karena itu, kata Suahasil, refocusing yang terjadi berulang-ulang tersebut membuat kebijakan fiskal pemerintah agar diarahkan dengan memenuhi 3 sifat.
Pertama, kebijakan fiskal harus antisipatif dengan melihat masa depan. Kedua, kebijakan fiskal harus responsif dengan apa yang terjadi. Ketiga, kebijakan fiskal harus fleksibel.
"Dalam konteks seperti ini perubahan ini berkaitan degnan ketiganya tersebtu. ketika kebijakan fiskal itu menjadi responsif, fleksibel dan akomodatif. Mungkin ini sedikit beda dengan perspektif kebijakan fiskal itu APBN ditetapkan setahun sekali kita bawa ke DPR dan mendapatkan persetujuan menjalankan APBN untuk tahun depan," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bethriq Kindy Arrazy
Editor: Alfi Dinilhaq
Tag Terkait: