Ketua Umum Kadin Indonesia: Resesi Ekonomi di Indonesia Bisa Diatasi dengan Investasi Saham
Satu tahun terakhir ini kondisi perekonomian secara global diwarnai wabah covid 19. Hal ini memberikan sejumlah tantangan bagi banyak perusahaan untuk mempertahankan kinerja perusahaannya di tengah kondisi krisis.
Meskipun demikian, dalam laporan Bank Dunia kinerja perekonomian global terus menunjukkan perbaikan. Hal tersebut didorong oleh peningkatan mobilitas dan dampak stimulus kebijakan yang berlanjut di berbagai Negara, terutama Amerika Serikat dan Tiongkok.
Baca Juga: Ekonomi Bergejolak, Membuka Lebar Risiko Korupsi dan Penyuapan di Masa Pandemi Covid-19
Menurut Ketua Umum Kadin Indonesia, M. Arsjad Rajid P.M perbaikan ekonomi juga ditunjukkan oleh Indonesia. Ia mengatakan di tengah kondisi pandemi yang masih berlangsung pada saat ini, kondisi investasi saham Indonesia terus meningkat pada akhir 2018. Investor Indonesia meningkat 44,24% yaitu sebanyak 1,6 juta investor termasuk Saham, Reksadana dan SBN.
“Pada perkembangannya di bulan Februari 2021 jumlahnya atau jumlah investasi saham menjadi 2 juta account investor. Tentu ini menjadi pertumbuhan yang luar biasa di saat pandemi. Kalau dilihat 70% atau sebanyak 400 dari investor baru di 2020 adalah kaum milenial dengan rentang usia antara 18 sampai dengan 30 tahun,” kata Arsjad dalam acara virtual ‘Indoensia Best Public Company Award 2021’, Selasa 31/08/2021.
Ia memaparkan aktivitas di Bursa Efek Indonesia juga naik secara signifikan sampai dengan periode Juli 2020. Rata-rata nilai transaksi harian mencapai kurang lebih 7,6 triliun rupiah perhari, saat ini nilai tersebut sudah naik dengan signifikan rata-rata transaksi harian naik menjadi rata-rata sebesar Rp25 Triliun untuk Januari 2002. Selain itu frekuensi transaksi juga meningkat dari sebelumnya 1,69 juta menjadi 1,9 juta perhari.
“Harus dipahami bahwa pertumbuhan ekonomi dan investasi saham memiliki korelasi yang sangat kuat. Bank Dunia Dalam studi empiris berjudul ‘Capital Markets Development Couses, Effect and Sequencing’ menemukan korelasi erat pasar modal, tentunya di dalam juga termasuk saham dengan pertumbuhan ekonomi,” tambahnya.
Arsjad menjelaskan korelasi tersebut berdasarkan besarnya manfaat investasi saham untuk membiayai berbagai sektor ekonomi strategis, seperti ekspansi perusahaan, pengembangan infrastruktur perumahan hingga perusahaan kecil menengah.
“Studi tersebut juga mengungkap bahwa investasi saham memiliki peran kunci dalam pengembangan teknologi maupun inovasi bisnis, peran tersebut selama ini tidak bisa dijangkau sektor perbankan akibat resiko bisnis yang sangat tinggi. Selain itu ditemukan bahwa negara yang memiliki pasar saham yang kuat akan lebih cepat pulih dari resesi ekonomi dibandingkan negara yang didominasi sektor perbankan,” imbuhnya.
Oleh karenanya Arsjad memberikan pesan jika Indonesia ingin menjadi negara dengan perekonomian cepat pulih pasca covid-19, maka penguatan pasar saham harus menjadi fokus utama. Saatnya pasar modal menjadi agen utama pertumbuhan ekonomi Indonesia dari terpaan resesi.
“Karenanya untuk dapat meningkatkan perekonomian di Indonesia sangat penting dilakukan kolaborasi antara pemerintah dan perusahaan. Tentunya di sini kami Kadin Indonesia hadir untuk mendorong dan menjembatani komunikasi dan sinergi antara perusahaan dengan pemerintah,” ucapnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Nuzulia Nur Rahma
Editor: Alfi Dinilhaq
Tag Terkait: