Uni Eropa Mulai Bahas Eksodus Afghanistan, Menghindari Krisis Kemanusiaan
Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan, pemerintahannya saat ini berfokus tentang cara membantu antara 10 ribu hingga 40 ribu warga Afghanistan yang berhak datang ke Jerman dengan anggota keluarga dekat mereka. Penerimaan ini dilakukan karena mereka pernah bekerja untuk militer Jerman atau organisasi bantuan.
"Kita perlu melihat berapa banyak yang benar-benar ingin meninggalkan negara itu dan berapa banyak yang tidak. Itu akan sangat tergantung pada keadaan yang diciptakan Taliban di negara itu," ujar Merkel.
Mengakomodasi warga Afghanistan di negara-negara yang dekat dengan Afghanistan juga akan sulit. Menteri Luar Negeri Pakistan Shah Mahmood Qureshi bertemu dengan mitranya dari Jerman, Heiko Maas, di Islamabad pada Selasa.
Qureshi mengatakan Pakistan telah menampung lebih dari tiga juta pengungsi Afghanistan dalam beberapa dekade sebelumnya. Islamabad tidak memiliki kapasitas untuk menyerap lebih banyak pengungsi lagi.
Fokus UE dalam mengakomodasi migran yang dekat dengan Afghanistan tidak akan menyenangkan kelompok-kelompok hak asasi manusia. Kelompok hak asasi manusia mengatakan UE harus memberi warga Afghanistan yang mencapai Eropa akses ke wilayah itu dan prosedur suaka yang adil dan efektif. Mereka harus mendapatkan kondisi penerimaan yang memadai dan juga menganggap semua wanita dan gadis Afghanistan sebagai pengungsi prima facie.
Menurut beberapa perkiraan UE, sekitar 570 ribu warga Afghanistan telah mengajukan suaka di Eropa sejak 2015. Permohonan suaka oleh warga negara Afghanistan telah naik sepertiga sejak Februari karena AS akan menarik pasukan dari Afghanistan. Menurut kantor suaka UE, lebih dari 4.648 aplikasi tercatat pada Mei dengan sekitar setengah dari aplikasi cenderung berhasil.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: