Dengan adanya pembatasan mobilitas selama pandemi, pengurangan aktivitas fisik rasanya tidak bisa dihindari. Kondisi ini membuat kebugaran tubuh tidak bisa optimal, salah satunya kenaikan berat badan. Jika terus berlangsung dan tidak bisa dikontrol, kenaikan berat badan ini bisa membahayakan dan mengundang banyak penyakit. Salah satu penyakit yang bisa datang karena berat badan tidak bisa dikontrol adalah Diabetes.
Melansir laman independent.co.uk, Sebuah studi NHS (National Health Service) baru telah menemukan bahwa lebih banyak orang berisiko lebih tinggi terkena diabetes tipe 2 karena berat badan yang bertambah selama pembatasan mobilitas di masa pandemi.
Penelitian menunjukkan bahwa orang yang meminta bantuan NHS untuk menurunkan berat badan rata-rata 2,27 kg lebih berat daripada mereka yang memulai program sebelum dimulainya pandemi virus corona.
Kenaikan berat badan paling siginifikan dialami oleh orang-orang yang mendaftar pada program Diabetes Prevention Programme (DPP) NHS dengan rata-rata usia di bawah 40 tahun.
Kelompok ini, rata-rata, sekitar 3,6 kg lebih berat daripada orang-orang yang mendaftar dalam program ini dalam tiga tahun sebelum krisis kesehatan masyarakat.
Studi baru, yang diterbitkan dalam The Lancet Diabetes & Endocrinology, memperingatkan bahwa temuan tersebut dapat menyebabkan dampak serius bagi layanan kesehatan. Diperkirakan bahwa menambah satu kilogram saja dapat meningkatkan risiko terkena diabetes sekitar delapan persen.
“Pandemi telah mengubah setiap bagian dari kehidupan kita dan membebani pikiran dan tubuh, dengan ribuan orang membayar mahal, dan banyak menambah berat badan selama penguncian (Lockdown). Ujar direktur klinis nasional NHS untuk diabetes dan obesitas, Profesor Jonathan Valabhji sebagaimana dikutip dadri sumber yang sama.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto