Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

IOV Labs Luncurkan Komunitas Blockchain untuk Perusahaan di Indonesia

IOV Labs Luncurkan Komunitas Blockchain untuk Perusahaan di Indonesia Kredit Foto: IOV Labs
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perusahaan di balik platform kontrak pintar bertenaga bitcoin RSK dan RSK Infrastructure Framework (RIF), IOV Labs, telah mengumumkan ekosistem baru yang ditujukan untuk perusahaan. Tahun ini, IOV Labs mulai resmi meluncurkan komunitas online di Indonesia.

Pertemuan pertama IOV Labs dengan pasar Asia telah dimulai melalui pendirian perusahaan joint venture IOV Asia, untuk mempromosikan inovasi RSK di pasar Asia. RSK sendiri adalah blockchain paling aman untuk membangun kontrak pintar di dunia, memungkinkan protokol DApps dan DeFi yang diamankan oleh jaringan Bitcoin untuk memberdayakan orang dan meningkatkan akses ke layanan keuangan di seluruh dunia.

"RSK telah berada di garis depan gerakan Decentralized Finance (DeFi) Bitcoin. Gerakan ini adalah perpanjangan alami dari teknologi Bitcoin, yang melibatkan pengembangan lapisan teknologi baru di atas jaringan. RSK memungkinkan terciptanya solusi kontrak cerdas bagi pengguna Bitcoin, yang dapat bertransaksi di jaringan melalui mekanisme bridging yang aman," kata Diego Gutierrez Zaldivar, pendiri dan CEO IOV Labs, dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa (7/9/2021).

 Baca Juga: Permintaan Penambangan Kripto di Vietnam Melonjak Setelah Kenaikan Bitcoin di Atas 50.000 Dolar

Pada 30 September 2020, IOV Labs dan Grupo Sabra, dua perusahaan blockchain Argentina, mengumumkan kolaborasi mereka untuk membentuk Extrimian, sebuah perusahaan patungan blockchain. Bersamaan dengan Banco Santander, Bank Provinsi Córdoba, dan pasar saham BYMA, menghasilkan bukti konsep blockchain. 

Pada 14 Juli lalu, RSK melakukan integrasi dengan The APIS yakni kelompok inovator dalam upaya untuk meningkatkan masa depan internet. RSK memanfaatkan RPC APIS untuk meningkatkan dan membuat aplikasi proof-of-concept operasionalnya. RSK juga telah menggunakan proyek APIS untuk merancang dan menjalankan API Ethereum, mengindeks, dan antarmuka yang diperluas, memungkinkan mereka untuk sepenuhnya memanfaatkan rantai utama Ethereum dalam penawaran produk mereka.

RSK menjadi solusi lapisan kedua revolusioner untuk bitcoin, memungkinkan pengembangan kontrak pintar di blockchain pertama di dunia. Sebagai sidechain bitcoin, RSK akan menguntungkan ekosistem bitcoin dengan menyediakan serangkaian layanan baru yang ditargetkan untuk meningkatkan transaksi, kemampuan untuk menukar uang dengan cepat dari fungsi mata uang apa pun.

"Salah satu kesulitan terbesar yang dihadapi cryptocurrency seperti bitcoin adalah skalabilitas. RSK dapat mendukung rata-rata 10 transaksi per detik, dibandingkan dengan 3,3 transaksi per detik dalam Bitcoin," jelas Diego.

Baca Juga: Bayar Pembuat Konten Pakai Kripto, Twitter Kerjakan Fitur Tip Bitcoin

Diego menambahkan, dengan memberikan kontrak cerdas dan peningkatan skalabilitas ke ekosistem bitcoin, RSK memberikan nilai dan memperluas fungsionalitas, meletakkan dasar bagi sistem keuangan masa depan. RSK juga sebagai platform kontrak pintar pertama berdasarkan bitcoin, juga yang pertama berhasil mengatasi beberapa kelemahan protokol bitcoin yang paling mencolok.

RSK memungkinkan konstruksi dan penerapan program dan aplikasi terdistribusi yang aman dan handal, serta kontrak pintar yang ter-update. Jaringan dapat menangani rata-rata 10 per detik, dengan waktu konfirmasi 20 hingga 30 detik per transaksi. Protokol RIF Lumino meningkatkan transaksi lebih eksponensial menjadi antara 5 ribu dan 20 ribu transaksi per detik. 

Selain menawarkan waktu transaksi yang lebih cepat, biaya yang dikeluarkan juga jauh lebih rendah daripada Bitcoin. Pengguna akan membayar antara 20% dan 25% dari biaya transaksi di RSK, dibandingkan dengan biaya transaksi yang sama di jaringan Bitcoin.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: