Sistem Biometrik Canggih Peninggalan Amerika Rentan Disalahgunakan Taliban, Pakar Beber Alasannya
Kepala Insinyur di kantor manajemen proyek biometrik Pentagon, William Graves, menuturkan sebelum pasukan AS meninggalkan Afghanistan seluruh basis data telah dihapus. Selain itu, data yang dikumpulkan dari telekomunikasi dan penyadapan internet sejak 2001 oleh badan intelijen Afghanistan juga telah dihapus.
Di antara basis data penting yang tersisa adalah Sistem Informasi Manajemen Keuangan Afghanistan. Sistem tersebut menyimpan rincian ekstensif tentang kontraktor asing. Termasuk basis data Kementerian Ekonomi yang mengumpulkan semua sumber pendanaan lembaga pembangunan dan bantuan internasional.
Kemudian ada data pemindaian iris mata dan sidik jari sekitar sembilan juta warga Afghanistan yang dikendalikan oleh Badan Statistik dan Informasi Nasional. Pemindaian biometrik diperlukan untuk mendapatkan paspor, SIM, dan mengikuti ujian masuk pegawai negeri atau universitas.
Organisasi bantuan Barat yang dipimpin oleh Bank Dunia mengapresiasi penggunaan data untuk memberdayakan perempuan. Terutama dalam mendaftarkan kepemilikan tanah dan memperoleh pinjaman bank.
Badan tersebut berupaya membuat ID nasional elektronik yang dikenal sebagai e-Tazkira. Namun proyek ini belum selesai. Sistem tersebut sedikit meniru ID nasional Aadhaar India, yang diaktifkan secara biometrik.
Hingga kini, belum diketahui apakah basis data pendaftaran pemilih berada di tangan Taliban. Cetakan lengkap data pemilih dibuat selama pemilihan presiden 2019. Catatan biometrik yang saat itu digunakan untuk verifikasi pemilih telah disimpan oleh penyedia teknologi Jerman.
Setelah pemilihan parlemen Afghanistan 2018, sekitar 5.000 perangkat biometrik portabel yang digunakan untuk verifikasi hilang secara misterius.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: