Sistem Biometrik Canggih Peninggalan Amerika Rentan Disalahgunakan Taliban, Pakar Beber Alasannya
Pada 3 Agustus, sebuah situs web pemerintah mengungkapkan pencapaian digital Presiden Ashraf Ghani. Situs web tersebut mengatakan informasi biometrik semua pegawai negeri sipil dari setiap sudut negara akan memungkinkan mereka untuk dihubungkan di bawah satu payung. Termasuk dengan bank dan operator seluler untuk pembayaran elektronik.
Aglomerasi sentral dari data pribadi tersebut membuat 37 kelompok kebebasan sipil digital khawatir.
Kelompok kebebasan sipil digital menandatangani surat pada 25 Agustus yang menyerukan penutupan dan penghapusan data secara mendesak. Surat itu mengatakan rezim otoriter telah mengeksploitasi data untuk menargetkan orang-orang yang rentan.
Profesor Universitas Boston dan mantan perwira CIA, John Woodward, khawatir badan-badan intelijen yang memusuhi Amerika Serikat mendapatkan akses ke kumpulan data tersebut. Woodward merupakan pelopor pengumpulan data biometrik Pentagon.
"ISI (Intelijen Pakistan) akan tertarik mengetahui siapa yang bekerja untuk Amerika,” kata Woodward.
Woodward menambahkan China, Rusia, dan Iran memiliki agenda mereka sendiri. Agen mereka memiliki kemampuan teknis untuk membobol database yang dilindungi kata sandi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: