Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sering Tahan Kentut? Ini Bahayanya bagi Tubuh

Sering Tahan Kentut? Ini Bahayanya bagi Tubuh Kredit Foto: Unsplash/Kyle Smith
Warta Ekonomi, Jakarta -

Rasa ingin kentut terutama saat berada di tengah keramaian memanglah sangat menyebalkan. Sensasi gas dalam tubuh yang berlebih “memaksa” untuk dikeluarkan. Namun karena berada di keramaian atau bersama orang lain, tak jarang Anda memilih untuk menahannya. 

Tapi adakah risiko kesehatan ketika memilih untuk menahan kentut? Berikut informasinya sebagaimana dilansir dari laman healthline. 

Ketika tubuh Anda membangun kelebihan gas di dalam sistem pencernaan Anda, hanya ada dua tempat yang bisa keluar dan salah satunya adalah pantat Anda. Proses mengeluarkan gas ini lebih dikenal dengan istilah kentut.

Baca Juga: Mudah! Gula Darah Auto Normal dengan Melakukan Beberapa Hal Sederhana Ini

Gas yang menyebabkan kentut (dan juga sendawa) menumpuk secara normal selama pencernaan dan juga saat Anda menelan udara bersama makanan saat makan atau minum. Gas ini dapat menumpuk lebih cepat jika Anda merokok, menggunakan sedotan, atau makan makanan yang sulit dicerna. Kentut adalah cara yang sehat untuk melepaskan gas dari tubuh Anda.

Pada 1970-an, para ahli menemukan bahwa kebiasaan menahan kentut dapat dikaitkan dengan perkembangan divertikulitis. Ini adalah peradangan atau pembengkakan kantong yang terbentuk di sepanjang saluran pencernaan. 

Baca Juga: Tetap Bugar di Usia Senja, Ternyata Ini Rahasia Ratu Elizabeth II

Divertikulitis bisa parah dan dapat menyebabkan infeksi jika tidak diobati. Namun, tanpa penelitian yang lebih baru dan lebih baru, hubungan yang jelas antara menahan kentut dan divertikulitis tidak dapat dibuat.

Sejauh ini belum ada bukti bahwa menahan kentut dapat membunuh Anda, meskipun rasa sakit dan ketidaknyamanan yang ditimbulkannya bisa sangat parah.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: