Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

FPI Baru Sangat Bisa Jadi Parpol, Kekuatan Massanya Gak Bisa Dianggap Enteng!

FPI Baru Sangat Bisa Jadi Parpol, Kekuatan Massanya Gak Bisa Dianggap Enteng! Kredit Foto: Antara/Asprilla Dwi Adha
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ketua Presidium Alumni (PA) 212 Aminudin mengklaim Front Persaudaraan Islam (FPI) sangat mungkin menjadi sebuah partai politik di Indonesia. Sebab kelompok ini disebutnya punya basis massa yang tersebar di berbagai wilayah.

Tidak hanya itu, FPI kata dia juga kerap terlibat dalam kegiatan-kegiatan politik di Indonesia, pernyataan itu merujuk pad Front Pembela Islam (FPI) sebelum kelompok ini dibubarkan pemerintah beberapa waktu lalu.

"Saya pikir FPI yang baru ini bisa jadi parpol. Sebab, Front Pembela Islam juga kerap bersinggungan dengan politik," kata Aminudin ketika dikonfirmasi Populi.id, Minggu (12/9/2021).

Baca Juga: Awas, Bohong Soal Kesehatan Megawati, Pak Hasto Bisa Susul Rizieq Shihab di Bui

Baca Juga: Sibuk Dadah-dadah ke Warga, Anies Baswedan Jatuh ke Got, Ya Allah Hati-hati Pak!

Aminudin mengatakan, kalau  FPI benar bisa menjadi parpol, kekuatan politiknya tidak bisa dianggap remeh. sebab seluruh pendukung Rizieq Shihhab yang dianggap sebagai panutan FPI akan ikut mendukung parpol dari FPI ini.

"Kalau saja HRS (Habib Rizieq Shihab) perintahkan acara 411 di Monas untuk menduduki Istana, saya yakin itu bisa terjadi," katanya lagi.

Kendati mengaku FPI sangat gampang mendirikan sebuah partai politik dengan modal basis massa dan pendukung yang banyak, namun Aminudin mengakui hal ini sukar direalisasikan sebab Rizieq Shihab yang dianggap sebagai panutan kelompok ini tak akan memberi restu dengan berbagai alasan.

Aminudin menyebut, Rizieq Shihab sendiri sudah beberapa kali mendapat tawaran dari partai politik berbasis Islam untuk bergabung namun hal itu ditolaknya karena dirinya adalah pemuka agama yang ogah mengurusi partai politik.

"HRS sudah banyak menerima pinangan parpol poros Islam. Namun, beliau tegas menolak karena sebagai ulama," tuntasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: