Aduh! Pengamat sampai Sebel sama Pasukan AHY: Kok Bisa Brutal sama Sesepuh Demokrat
Menurut Saiful, selain para pendiri dan sesepuh partai, acara tasyakuran itu juga menghadirkan para akademisi. Salah satu acara yang dijadwalkan, mereka akan memutar video sejarah berdirinya Partai Demokrat dan riwayat masuknya SBY ke partai tersebut. Acara itu bahkan digelar dengan peserta terbatas, dengan memperhatikan protokol kesehatan secara ketat.
“Para pendiri tidak ingin mewariskan sejarah sesat pendirian Partai Demokrat yang telah dimanipulasi,” kata Saiful.
Manipulasi itu, menurut dia tidak terbatas pada tanggal ulang tahun partai, tetapi juga nama- nama pendiri partai dari 99 orang menjadi hanya dua orang.
“Ada pula dengan cara memasukkan nama SBY sebagai pendiri partai. Padahal, di akte pendirian tidak pernah ada nama SBY sama sekali. Ini jelas tindakan yang tidak terpuji, tidak beretika, tidak beradab dan tidak mempraktekkan demokrasi yang sehat,” kata dia.
Saiful menunjuk beberapa tindakan yang menurutnya jauh dari terpuji, seperti berteriak-teriak beringas menyuruh panitia membubarkan acara tersebut. “Sama sekali tak memberi muka kepada para sesepuh pendiri Partai Demokrat yang sejatinya mereka kenal. Mereka juga mencabuti semua atribut di sekitar lokasi acara,” kata Saiful.
Untunglah, kata dia, korps Polisi yang ada di sana sangat tanggap menangani masalah, hingga pertikaian kedua belah pihak itu tidak sampai menimbulkan jatuhnya korban.
Becermin dari peristiwa itu, Saiful menyarankan agar AHY mengambil pelajaran. “Sebagai politisi pemula, AHY harusnya banyak belajar dari para senior bagaimana mengelola konflik internal partai tanpa harus melakukan fitnah,” kata Saiful.
Dia juga bernasihat agar AHY tahu cara menghormati para sesepuh pendiri partainya, hingga ketika mereka mau mengadakan acara haul dan renungan berdirinya partai, tidak justru mengerahkan gerombolan massa seperti kelompok preman yang kurang berpendidikan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti