Ngaji ke Gus Baha, Gus Jazil Dapat Penjelasan Memilih Pemimpin Bagian dari Syari’at
”Alhamdulillah, kami mendapatkan buku saku yang menjelaskan kewajiban mendirikan imam. Kami kemudian bertanya ke Gus Baha bahwa mendirikan imam ada prasyaratnya. Kalau sekarang ya ada partai politik, undang-undang, ada DPR, itu bagian dari mendirikan negara.
Jadi syarat-syarat itupun menjadi wajib karena ada kewajiban mendirikan kekuasaan atau memilih pemimpin atau Presiden. Jadi selaras dalam konteks hari bahwa adanya parpol dan pemilu itu bagian dari syarat terpilihnya pemimpin yang ditaati. Jadi dengan sendirinya parpol, pemilu itu menjadi bagian yang wajib kita dukung. Maka mengikuti pemilu dalam konteks ini menjadi kewajiban,” tuturnya.
Gus Baha mengatakan bahwa seseorang harus punya kemuliaan agar tidak hina. Dan jika ingin membela Islam maka harus punya pangkat, kekayaan atau komunitas yang punya kesadaran untuk menyuarakan kebenaran.
Gus Baha mencontohkan pekerja pabrik yang melarang karyawannya untuk sholat. Kalau kita punya kekuatan politik maka bisa mengatur pabrik-pabrik untuk tidak boleh melarang karyawannya jeda kerja untuk melaksanakan sholat. ”Karena dalam kehidupan nyata pasti orang dholim yang menghalang-halangi orang untuk beragama,” urainya.
Dikatakan Gus Baha, agama dan pemerintahan adalah dua saudara kembar. Namun, tidak ada artinya pangkat kecuali orang itu bisa mengendalikan hati. Misalnya ketua umum parpol tanpa didukung orang-orang yang nyata-nyata punya pengaruh maka dia bukan siapa-siapa. ”Yang bisa mengendalikan hati itu ya tokoh-tokoh masyarakat. Misalnya orang bisa jadi camat, bupati, tapi kalau melangkahi kiai-kiai yang nyata-nyata punya pengaruh, kan nggak bisa,” tuturnya.
Atas kesempatan bisa ngaji langsung ke Gus Baha, Gus Jazil menyampaikan ucapan terima kasih dan mendoakan Gus Baha selalu sehat, dan Ponpes Tahfidzul Qur'an LP3IA bisa menjadi sumber lahirnya para ulama Indonesia kedepan. ”Kita perlu dukung bersama agar kita semua, utamanya para politisi tetap menggunakan kaidah-kaidah syariah agama dalam mencapai maksud dan tujuannya,” ungkap Gus Jazil.
Gus Jazil juga berharap dengan secuil ilmu yang didapatkan dari Gus Baha, bisa menjadi pegangan atau panduan dalam menjalankan tugasnya sebagai Wakil Ketua MPR dan Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). ”Sehingga aktivitas kami di parpol sesunguhnya adalah aktivitas menjalankan ibadah sesuai dengan kaidah Imam Al Ghozali. Saya berharap bisa ngaji lagi seandainya diberikan kesempatan di lain waktu. Mudah-mudahan Gus Baha diberikan panjang umur untuk mendidik kita semua,” harap Gus Jazil.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Alfi Dinilhaq
Tag Terkait: