“Sikap pemimpin yang jujur dan obyektif seperti itu sangat penting sebagai sarana pendidikan politik rakyat dan memperkuat etika kehidupan berbangsa dan bernegara kita. Sukses pembangunan nasional memang harus ada prasyarat, adanya gotong royong antara pemerintah pusat dan daerah. Serta tidak boleh jalan sendiri-sendiri,” imbuhnya.
Basarah tidak melihat pujian dari Gibran ke Anies terselubung motif untuk maju sebagai calon gubernur DKI Jakarta 2024. Pasalnya, baik Gibran maupun PDIP sendiri sebagai partai tempat Gibran bernaung, masih fokus membantu Jokowi untuk berjuang mengatasi pandemi.
Bagaimana dengan PSI? Partai yang paling keras mengkritik Anies di DKI Jakarta itu, tidak terima dengan sikap Gibran. Ketua PSI DKI Jakarta, Mike Sianipar mengingatkan Anies, untuk tidak besar kepala. Pujian Gibran itu, untuk Jokowi, bukan Anies yang telah sukses menekan penyebaran Corona di Indonesia, juga Jakarta.
“Termasuk Kapolri, Panglima TNI, dan Menteri Kesehatan. Tapi, Mas Gibran tidak ingin memuji-muji kerja Jokowi. Tapi, justru ingin membagi pujian kepada gubernurnya juga. Ini justru wujud kebesaran hati Gibran,” terang Mike.
Pengamat politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio tidak ingin menanggapi protes PDIP dan PSI ke Gibran terkait pujiaannya kepada Anies. Menurutnya, itu hak PDIP dan PSI untuk punya pandangan berbeda dengan Gibran.
Namun, kata dia, hal menarik yang patut diapresiasi, yakni sikap pemimpin di negeri ini semakin dewasa dalam berpolitik. “Artinya, kalau ada yang bagus, dipuji. Tanpa memandang latar belakang atau tujuan politik ke depannya,” ulas pengamat yang akrab disapa Hensat ini.
Soal pesan tersirat, Hensat menyebut hanya Gibran dan Anies yang paham. Namun, dengan cairnya komunikasi antara kedua tokoh ini, sangat mungkin mengubah situasi politik di 2024. Bisa saja, bermula dari Gibran, kemudian hubungan Anies dan Jokowi bisa seperti masa-masa perjuangan menuju Pilpres 2014.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti