Nasib Muhammad Kece di Penjara Ketemu Napoleon Bonaparte: Yang Kuat Menang, Yang Lemah Babak Belur
Ahli psikologi forensik Reza Indragiri Amriel mengomentari kasus penganiayaan terhadap tersangka kasus penistaan agama Muhammad Kece oleh sesama tahanan di Rutan Bareskrim Polri. Menurut Reza, memang sulit menciptakan lingkungan rutan atau lapas yang sepenuhnya bersih dari kekerasan.
"Saking maraknya perilaku agresif di dalamnya, sampai-sampai ilmuwan menggunakan istilah prison mindset dan prison culture. Kekuatan, kekuasaan, dominasi, dan sejenisnya, itulah aturan main di sana (rutan dan lapas, red)," kata Reza dikutip dari JPNN.com.
Baca Juga: Pentolan GNPF soal Kece 'Digebuki' Jenderal Aktif, "Mat Kece Bong Dihajar, Saya Syukur"
Peraih gelar MCrim (ForPsych) dari University of Melbourne, Australia, itu menyodorkan analisisnya soal penyebab kekerasan marak di penjara maupun rutan di tanah air.
"Ruangannya bukan berupa sel (satu ruangan diisi seorang), melainkan dormitory (asrama), maka kemungkinan terjadinya benturan memang terbuka setiap saat," ujar Reza
Oleh karena itu, katanya, sosok yang kuat di penjara maupun rutan pun menjadi penguasa.
"Konsekuensinya, ya, alami saja, yang kuat menang, yang lemah babak belur," sambung Reza.
Sebelumnya, tersangka kasus ujaran kebencian dan penistaan agama Muhammad Kosman alias Muhammad Kece diduga dianiaya di Rutan Bareskrim Polri. Terduga pelaku penganiayaan itu ialah mantan Kepala Divisi Hubungan Internasional Polri Irjen Napoleon Bonaparte.
Akibat peristiwa itu, Muhammad Kece langsung dilarikan ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur. Namun, Muhammad Kece tidak mengalami luka yang serius.
Baca Juga: Ih Jorok! Irjen Napoleon Lumuri Kotoran Manusia ke M Kece
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: