Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Waspada! Ternyata Obesitas Meningkatkan Risiko Demensia

Waspada! Ternyata Obesitas Meningkatkan Risiko Demensia Kredit Foto: Rawpixel/Mckinsey
Warta Ekonomi, Jakarta -

Orang yang kelebihan berat badan atau obesitas dikatakan bisa meningkatkan risiko demensia sampai dengan 1,6 kali lipat. Dokter spesialis saraf dr. Octavianus Darmawan Sp. S., menjelaskan, obesitas bisa meningkatkan kadar gula darah dan mengganggu metabolisme di otak.

Baca Juga: Cara Mengatasi Sering Buang Air Kecil pada Penderita Diabetes

"Obesitas sendiri akan mengakibatkan peningkatan kadar kolesterol jahat dalam tubuh serta meningkatkan tekanan darah yang juga akan mengganggu aliran darah ke otak dan jantung," jelasnya saat webinar Brain Awareness Week, Senin (20/9/2021).

Aliran darah yang kurang itu membuat fungsi otak terganggu, sehingga turut mempengaruhi kemampuan kognitif. Selain itu, lanjut dokter Octavianus, obesitas juga akan mengakibatkan nyeri sendi terutama di bagian pinggang, panggul, lutut, dan kaki.

"Sehingga aktivitas fisik akan berkurang akibat nyeri dan itu mengakibatkan gangguan fungsi kognitif di kemudian hari," ucapnya.

Baca Juga: Makan Camilan Sebelum Tidur bagi Penderita Diabetes Ternyata…

Demensia merupakan penyakit yang mengakibatkan penurunan daya ingat dan cara berpikir. Penyebabnya adalah kerusakan sel saraf dan hubungan antara saraf dan otak.

Demensia biasanya dialami orang berusia 60 tahun ke atas. Namun, karena faktor tertentu, demensia juga bisa terjadi pada usia yang lebih muda.

Perlu diketahui pula bahwa demensia berbeda dengan pikun. Pikun merupakan perubahan kemampuan berpikir dan mengingat yang biasa dialami seiring pertambahan usia. Perubahan tersebut dapat memengaruhi daya ingat, namun tidak signifikan dan tidak menyebabkan seseorang bergantung pada orang lain.

Baca Juga: Apakah Permen Bebas Gula Pilihan yang Tepat untuk Penderita Diabetes?

Sedangkan orang dengan demensia bisa berdampak terhadap gaya hidup, kemampuan bersosialisasi, hingga aktivitas sehari-harinya yang butuh pendamping dari keluarga, kerabat, maupun tenaga kesehatan.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Bayu Muhardianto

Bagikan Artikel: