Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ferdinand Hutahaean: Berani Ultimatum Jokowi Demi Novel Baswedan? Dasar Gak Tahu Diri!

Ferdinand Hutahaean: Berani Ultimatum Jokowi Demi Novel Baswedan? Dasar Gak Tahu Diri! Kredit Foto: GenPI
Warta Ekonomi, Jakarta -

Mantan Politikus Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean, blak-blakan menyentil Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) bersama GASAK.

Hal tersebut terkait ultimatum BEM SI bersama GASAK kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menyelesaikan sengkarut di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Baca Juga: Presiden Jokowi Itu Orang yang Tepat untuk Lakukan Intervensi: Agar Taji KPK Enggak Rontok

Sebelumnya, BEM SI dan Gasak mengultimatum Presiden Jokowi segera membatalkan hasil TWK dan mengangkat kembali Novel Baswedan Cs sebagai pegawai KPK. BEM SI dan Gasak memberikan waktu 3x24 jam kepada Jokowi itu untuk memenuhi tuntutan mereka. Baca Juga: Astaga! Bikin Kaget Pernyataan Mahfud MD, Nanti Pak Jokowi yang Menjawab

Merespons hal tersebut, Ferdinand Hutahaean dengan tegas meminta Presiden Jokowi mengabaikan ancaman tersebut. 

"Karena bila hal-hal seperti ini diikuti oleh presiden, akan banyak ke depan hal-hal yang melanggar hukum dilakukan oleh presiden atas tekanan-tekanan seperti ini," jelas Ferdinand Hutahaean dalam keterangannya, Jumat (24/9/2021).

Melihat situasi tersebut, Ferdinand Hutahaean menilai ultimatum BEM SI itu membuat lembaga mahasiswa seluruh Indonesia terkesan sombong.

"Ultimatum itu berlebihan dan kesannya sombong, angkuh merasa BEM SI itu bisa membelah bumi atau menggeser langit," ungkap Ferdinand Hutahaean.

"Ada nilai kesombongan yang tidak tahu diri," sambungnya.

Ferdinand Hutahaean menyebutkan, ultimatum BEM SI dan GASAK itu membuat presiden untuk melanggar hukum.

"Masa presiden diultimatum untuk melanggar hukum? Itu BEM konyol!" pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: