Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pertumbuhan Ekonomi Keuangan Berbasis Syariah di Jatim Alami Kenaikan, BI Bilang Begini…

Pertumbuhan Ekonomi Keuangan Berbasis Syariah di Jatim Alami Kenaikan, BI Bilang Begini… Kredit Foto: Mochamad Ali Topan
Warta Ekonomi, Surabaya -

Kepala Perwakilan Bank Indonesia, Jatim, Budi Hanoto secara tegas mengatakan, bahwa peluang pengembangan ekonomi keuangan berbasis Syariah di wilayah Jatim prospeknya cukup baik  dan perlu ditingkatkan kembali.

Hal ini kata Budi, didukung dengan banyaknyan jumlah pesantren dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sudah memiliki nuansa islami di Jatim. Baca Juga: Maybank Indonesia Salurkan Bantuan Alkes untuk Penanganan Covid-19

“Pertumbuhan pesantren di Jatim saat ini cukup banyak hingga saat in, ada pasantren yang ada wilayah Jatim ada sekitar 6000 pasantren. Dengan jumlah ini, ekonomi euangan syariah cukup besar dan patut dikembangkan terus. Sehingga nantinya, wilayah Jatim menjadi central daerah ekonomi syariah di Indonesia,” tegas Budi usai pembukaan FESyar, Festival Ekonomi Syariah Regional Jawa Menuju ISEF 2021 di Surabaya, Senin (17/9/2021).

Untuk meningkatkan pengembangan ekonomi keuangan Syariah ini, sebut Budi, pihaknya (Bank Indonesia ) terus melakukan pendekatan dengan memberi program keuangan berbasis syariah pada setiap pondok pesantren maupun pada pelaku UMKM di Jatim.

“Kami terus melakukan hal itu (program ) pada meraka dengan mendorong penguatan potensi ekspor halal dalam mendukung perkembangan ekonomi keuangan syariah di Jatim nantinya, “ sambung Budi.

Disinggung soal target pengembangan ekonomi keuangan syariah di Jatim ? Secara tegas Budi mengungkapkan, pihaknya terus melakukan upaya-upaya yang baik untuk peningkatan program ekonomi keuangan syariah secara luas.

“Pastinya, kami targetkan pertumbuhannnya bisa besar dalam pengembangan ini. Dan kami optimis, pertumbuhannya bisa besar mengingat wilayah Jatim jumlah pondok pesantren cukup banyak,” ungkap Budi.

Sementara itu, Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa menyebut potensi pengembangan ekonomi syariah di Jatim sangat besar. Tidak hanya itu saja, sebut Khofifah, pengembangan  ekonomi syariah juga bisa dilakukan pada disektor pariwisata yang halal.

“Kita perlu memiliki visi menjadikan destinasi wisata halal karena kita punya pantai, gunung maupun situs budaya,” ungkap Khofifah dalam sambutannya.

Lebih lanjut Khofifah menjelaskan, bahwa data dari Global Islamic Economy mencatat, bahwa Indonesia kini sudah masuk urutan ke-4 dari Top 10 pada industri halal food, dan urutan ke-5 untuk media halal, urutan ke-3 untuk sektor mode dan fesyen halal, dan urutan ke-6 untuk friendly travel halal, serta urutan ke-7 untuk islamic financial, serta urutan ke-6 untuk farmasi dan kosmetik halal.

Sementara populasi umat Islam di dunia pada 2023 diperkirakan mencapai 2,15 miliar jiwa atau setara 26 persen dari populasi dunia. Sedangkan pasar produk halal di Asia-Pasifik ada sekitar 62 persen, di Afrika ada 15 persen, Timur Tengah 20 persen, Eropa dan Amerika Serikat 3 persen.

Mantan Mensos ini mengungkapkan, berbagai pandangan dunia terhadap produk halal juga beragam, seperti Arab Saudi ingin menjadi pusat Islam dunia, China pada ekspor baju muslim tertinggi ke Timur Tengan sebesar US$28 miliar, Malaysia ingin menjadi pusat industri halal dan keuangan syariah global, Brazil ingin jadi pemasok daging unggas halal terbesar ke Timur Tengah, dan Australia juga ingin jadi pemasok daging sapi halal terbesar, Thailand punya visi menjadi dapur halal dunia dan London ingin sebagai pusat keuangan syariah di barat.

“Kemudian Jepang tahun lalu berharap bisa jadi industri halal sebagai kontributor kunci perekonomian, begitu juga dengan Korea Selatan yang visinya jadi destinasi wisata halal,” pungkas Khofifah.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Mochamad Ali Topan
Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: