Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Vision+ Milik IPTV Kembali Produksi Docuseries Tentang Kuliner Kawasan Kota di Jakarta

Vision+ Milik IPTV Kembali Produksi Docuseries Tentang Kuliner Kawasan Kota di Jakarta Kredit Foto: MNC Vision
Warta Ekonomi, Jakarta -

Konsisten menghadirkan judul originals setiap bulan, Vision+ kembali merilis originals dengan judul Once Upon a Time in Chinatown. Setelah sukses dengan originals documenter series pendahulunya, kali ini Vision+ menghadirkan lagi originals dengan format docuseries dengan tema kuliner. Vision+ merupakan platform streaming yang dikembangkan oleh PT MNC Vision Networks Tbk (IPTV).

Once Upon a Time in Chinatown mengisahkan rangkaian perjalanan restoran-restoran legendaris yang lekat dengan budaya Tionghoa di kawasan Kota, Jakarta. Mereka telah beroperasi selama berpuluh-puluh tahun dan pada Originals Series ini berhasil menggali cerita-cerita inspiratif dari para pemilik restoran selama menjalani bisnis dan kehidupan mereka yang belum pernah diceritakan kepada orang luar.

Akan ada 7 restoran yang menjadi esensi utama cerita, ada Siauw A Tjiap, Lomie Amen Pinangsia, Bakmie Acang, Bakmie Encim Anggur, Kwetiau Sapi 78, Nasi Ayam Hainam Apollo, dan Ketupat Cap Go Meh, serta ada beberapa restoran tambahan seperti Siomay Oma Leni, Bakmi Kucai, dan Kari Lam.

Dalam sisi produksi, Vision+ bekerja sama dengan production house Lifelike Pictures dan membawa nama Sheila Timothy dan Zack Lee sebagai sutradara. Origial Series Vision+ ini juga menjadi debut bagi Sheila Timothy dan Zack Lee dalam hal penyutradaraan.

Selain itu, di docuseries ini juga Zack Lee akan langsung berperan sebagai pembawa acara bersama Tirta Lie yang merupakan seorang pakar kuliner Indonesia. Series pertama Vision+ yang mengambil tema kuliner ini juga melibatkan nama pakar kuliner lainnya seperti William Wongso dan Pakumala Joehana selaku narasumber.

“Tidak melulu soal pemenuhan kebutuhan, ternyata di balik sebuah kuliner menyimpan banyak cerita menarik. Pada docuseries ini penonton akan diajak masuk lebih dalam ke sendi kehidupan pemilik resto yang selama ini belum pernah dibuka ke orang lain sekaligus mengungkap latar belakang dari setiap menu kuliner legendaris yang tercipta. Bersama Lifelike Picture semua cerita ini dirangkum menjadi sebuah content yang sentimental, apa adanya dan pastinya akan mengispirasi semua kalangan” ujar Clarissa Tanoesoedibjo selaku Managing Director Vision+.

Clarissa juga menambahkan, “Once Upon a Time in Chinatown akan membawa penontonnya bernostalgia akan kilas-kilas sejarah, kultur dan budaya Tionghoa yang melekat dari sebuah sajian makanan.”

Sheila Timothy, sutradara Once Upon a Time in Chinatown mengatakan, "Once Upon a Time in Chinatown adalah sebuah berkat, Kami dipertemukan dengan banyak sekali narasumber yang begitu menarik. Ide awal yang hanya ingin mengangkat budaya dan kuliner akhirnya berkembang menjadi suatu karya yang sangat hangat dan penuh inspirasi. Ditambah dengan visual, music dan sound design yang sangat cantik."

Menurutnya, ini juga suatu karya documenter series yang menjadikebanggaan bagi semua yang terlibat. Sheila mengaku bersyukur bisa berpartner dengan Zack Lee dan dipertemukan dengan Tirta Lie. "Tidak sabar ingin berbagi kehangatan ini dengan semua penonton,” ucapnya.

Menjadi host dan sutradara series ini, juga menjadi pengalaman berkesan bagi Zack Lee. Bahkan diakuinya dirinya tersentuh secara personal dan sentimentil. Bukan hanya dirinya, segenap kru juga mengalami hal serupa.

"Setiap interview dengan pelaku kuliner di Chinatown, kita sangat terkesan dan sangat terinspirasi. Saat syuting kita semua menangis dengar kisah mereka. So inspiring and so powerful!" ujarnya.

Diungkapkannya lagi, ide cerita ini ialah memproduksi food documenter yang menggunakan makanan sebagai medium untuk menceritakan hidup mereka.

Karena kita ingin dokumenter ini tidak hanya soal makan-makan tetapi punya pesan moral, bisa menginspirasi generasi kita, menceritakan kisah yang mungkin sudah hilang, kita belum tahu. Dan kita beruntung mengetahui dari mereka langsung," paparnya.

Pada kesempatan itu pula, turut bergabung secara virtual pakar kuliner Tanah Air, William Wongso. Dirinya menegaskan, legenda-legenda kuliner harus terus diangkat dan dikisahkan agar masyarakat menjadi mengenal dan kemudian belajar.

"Documentary series kuliner ini luar biasa, suatu inisiatif yang juga luar biasa dari Vision+ yang men-support dunia kuliner," ulasnya.

Selain seriesnya, Vision+ dan Lifelike Pictures juga akan merilis episode khusus yang menampilkan Sheila Timothy, Zack Lee, Tirta Lie, Lukman Sardi dan pakar kuliner untuk membahas budaya di balik kuliner Tionghoa di Indonesia serta tentang proses pembuatannya seperti apa. Episode khusus ini akan dirilis seminggu sebelum seriesnya rilis di platform Vision+, tepatnya pada 1 Oktober 2021 sebagai pengantar untuk memberi gambaran dari Vision+ originals Once Upon a Time in Chinatown.

Sesuatu hal yang menarik dalam memperkenalkan Originals Once Upon a Time in Chinatown ini kepada masyarakat, Vision+ juga mengadakan Instagram Photo Competition yang dibalut dengan program corporate social responsibility (CSR).

Kompetisi bertujuan untuk penggalangan dana di mana dana yang terkumpul akan digunakan untuk aksi sosial yang melibatkan restoran-restoran yang terlibat di Once Upon a Time in Chinatown. Info detail terkait kompetisi ini akan diumumkan lewat Instagram Vision+ @visionplusid pada tanggal rilis episode perdana, yaitu 11 Oktober 2021.

Vision+ originals Once Upon a Time in Chinatown tersaji dalam format video on demand (VOD) dan dapat ditonton eksklusif di Vision+ mulai tanggal 11 Oktober 2021.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: