Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pemimpin Zionis Ini Cerdik, Bisa Habisi Nuklir Iran dalam Forum Internasional

Pemimpin Zionis Ini Cerdik, Bisa Habisi Nuklir Iran dalam Forum Internasional Kredit Foto: AP Photo/Abir Sultan
Warta Ekonomi, New York -

Perdana Menteri (PM) Israel Naftali Bennett pada hari Senin (27/9) habis-habisan menyerang Iran sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Di menegaskan bahwa program senjata nuklir Iran kini berada pada "titik kritis”.

Baca Juga: Marah-marah, Amerika ke Iran: Beri Akses ke Fasilitas Nuklir atau Hadapi Tindakan...

Dalam pidato pertamanya di forum tahunan, Bennett sangat berfokus pada Iran, menekankan pendanaan proksi Teheran seperti Hizbullah, milisi Syiah, Jihad Islam, dan Hamas.

“Iran berusaha mendominasi kawasan itu – dan berusaha melakukannya di bawah payung nuklir,” kata Bennett. 

Selama tiga dekade terakhir, lanjut Bennett, Iran telah menyebarkan pembantaian dan kehancurannya di sekitar Timur Tengah seperti di Lebanon,  Irak. Suriah,  Yaman, dan Gaza.

Bennett membandingkan apa yang dia sebut sebagai “sentuhan Mullah” Iran dengan sentuhan Midas dari mitologi Yunani: “Setiap tempat yang disentuh Iran — gagal.”

Dia membeber serangan pesawat nirawak atau drone Iran terhadap pengiriman sipil, target Saudi dan AS.

Bennet juga menyorotik Presiden baru Iran Ebrahim Raisi dan catatan hak asasi manusianya.

“Pada tahun 1988, Iran membentuk komisi kematian yang memerintahkan pembunuhan massal 5.000 aktivis politik. Mereka digantung di crane,” bebernya.

Dia mengatakan, komisi kematian ini terdiri dari empat orang. Ebrahim Raisi, presiden baru Iran, adalah salah satunya.

“Salah satu saksi pembantaian ini  menyatakan dalam kesaksiannya, bahwa ketika Raisi akan menyelesaikan satu putaran pembunuhan, dia akan mengadakan pesta, mengantongi uang dari orang-orang yang baru saja dia eksekusi… untuk makan kue krim,” ungkapnya.

Bennett kemudian berpendapat bahwa Iran telah melewati semua garis merah dalam program nuklirnya, dan mengklaim bahwa bukti tujuan senjata nuklirnya yang ditemukan di beberapa situs rahasia diabaikan.

“Program senjata nuklir Iran berada pada titik kritis. Semua garis merah telah dilintasi. Inspeksi, diabaikan. Semua angan-angan, terbukti salah,” katanya.

Bennett juga menyebut bahwa Iran melanggar perjanjian perlindungan IAEA, dan itu lolos begitu saja. 

“Mereka mengganggu inspektur dan menyabotase penyelidikan mereka, dan mereka lolos begitu saja. Mereka memperkaya uranium ke tingkat 60 persen, yang merupakan satu langkah pendek dari bahan tingkat senjata, dan mereka lolos begitu saja,” lanjutnya.

Dia menyebut bahwa ada bukti yang dengan jelas membuktikan niat Iran untuk senjata nuklir di situs rahasia di Turquzabad, Teheran dan Marivan diabaikan.

“Program nuklir Iran telah mencapai momen penting. Begitu juga dengan toleransi kita. Kata-kata tidak menghentikan sentrifugal berputar,” katanya, mengisyaratkan Israel dapat bertindak melawan program nuklir Iran.

Dia juga secara eksplisit menegaskan bahwa Israel tidak akan membiarkan Iran memperoleh senjata nuklir dan menginginkan negara memberikan tanggapan yang sama untuk itu.

“Jika kita menempatkan kepala kita untuk itu, jika kita serius untuk menghentikannya, jika kita menggunakan semua sumber daya kita, kita bisa menang,” kata Naftali Bennett.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: