Polisi Prancis Menembaki Perahu Migran Asal Iran di Pantai Dunkrik
Dengan peluru karet, polisi Prancis menembaki perahu migran di pantai Dunkirk. Atas insiden penembakan ini beberapa imigran mengalami luka dan harus mendapat perawatan medis.
Melansir laman Daily Mail (2/10/21), Polisi Prancis telah menembak migran dengan peluru karet yang berpotensi mematikan untuk menghentikan kapal ilegal mereka yang melintasi Selat ke Inggris.
Investigasi oleh otoritas kepolisian nasional Prancis sedang berlangsung tadi malam atas kasus penggunaan senjata pertama yang diketahui untuk menghentikan pelayaran kapal para migran.
Baca Juga: Polisi Selidiki Kematian 3 Anak Kecil di Selandia Baru yang Baru Saja Pindah dari Afrika Selatan
Penembakan itu terjadi dalam kegelapan di Dunkirk saat delapan orang Kurdi Iran membawa sampan menuju laut. Perahu tersebut direncanakan untuk membawa 40 migran dari Prancis.
Dua orang Kurdi Iran yang terkena peluru dibawa ke rumah sakit, satu dengan kaki patah dan yang lainnya patah tangan. Mereka yang membawa perahu mengklaim bahwa kelompok polisi yang membawa senjata menertawakan mereka ketika rekan-rekan mereka yang terluka jatuh ke tanah.
Salah satu migran yang tertembak, Juanro Rasuli, 24 tahun, tadi malam masih berada di RS Pusat Dunkirk dengan patah kaki kiri yang dibalut perban. Dia tidak mau berbicara karena takut akan pembalasan.
Baca Juga: Taliban Bunuh Dokter Afghanistan dan 6 Anggota Keluarganya
Pria kedua, yang tertembak di tangan, sedang menjalani perawatan medis sebagai pasien rawat jalan.
Tahun ini lebih dari 17.000 migran dari berbagai negara telah mencapai Inggris setelah melakukan penyeberangan Selat sepanjang 21 mil.
Baca Juga: Taliban Makin Kuat di Afghanistan, Pentagon Sebut Efeknya Merusak
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto