Sementara itu Direktur Yayasan Kalimajari, IGA Agung Widiastuti dalam sambutannya menyatakan bahwa beberapa upaya telah dilakukan dalam upaya menjaga ketersediaan dan keberlanjutan bibit berkualitas kepada pembudidaya.
“Yang pertama, kami telah melakukan pengembangan kualitas bibit rumput laut bekerjasama dengan berbagai lembaga riset seperti BPPT dan Biotrop serta unit pelaksana teknis lingkup DJPB KKP. Kami juga menghubungkan entitas bisnis masuk ke daerah pengembangan serta memastikan produk bibit berkualitas sampai ke tangan pembudidaya dengan baik,” urai Widi.
Selain itu Widi menambahkan dalam pertemuan dengan 7 unit pelaksana teknis DJPB pada bulan Juni tahun ini menghasilkan output krusial berupa SOP distribusi bibit sistem tertutup dan kerangka dasar tata kelola pembibitan rumput laut.
“Ke depan kami harap hasil pertemuan tersebut dapat menjadi panduan serta bisa diangkat menjadi Standar Nasional Indonesia (SNI) sehingga menjadi satu regulasi yang bisa memastikan bagaimana bibit dapat tersampaikan ke pembudidaya secara baik, menekan laju kematian dan dapat mendukung pembudidaya terutama yang berada di remote area,” tutup Widi.
Sebelumnya Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono menyebutkan bahwa rumput laut menjadi salah satu potensi perikanan unggulan yang berpeluang untuk ditingkatkan meskipun yang diekspor masih berupa raw material.
“Di 2022 KKP akan mendorong investasi pengolahan rumput laut sehingga bisa memberikan nilai tambah khususnya bagi petani rumput laut di Kawasan Indonesia Timur,” ujar Menteri Trenggono.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: